Selasa 12 Apr 2022 02:55 WIB

Nasabah BTPN Syariah di Bali 90% Non-Muslim

BTPN Syariah mencatat 90 persen nasabahnya di Bali berasal dari non-Muslim

Rep: Eva Martha Rahayu (swa.co.id)/ Red: Eva Martha Rahayu (swa.co.id)
Di Bali  sampai Desember 2021 sudah terhimpun dana pihak ketiga  BTPN Syariah  sekitar Rp62 miliar
Di Bali  sampai Desember 2021 sudah terhimpun dana pihak ketiga BTPN Syariah sekitar Rp62 miliar

Sebagai bank umum syariah pertama yang fokus menghimpun dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif sejak tahun 2010, BTPN Syariah  berikhtiar menjadi organisasi yang terus tumbuh bersama menginspirasi untuk seluruh stakeholders  yakni, nasabah, keluarganya dan komunitas untuk mewujudkan niat baik lebih cepat.

Dalam menghimpun dana dari keluarga sejahtera, BTPN Syariah memiliki  tim #bankirpemberdaya yaitu profesional bankers yang handal dan tangguh, turut aktif melibatkan semua keluarga sejahtera di Indonesia untuk menghimpun dana di BTPN Syariah.

Selain mendapatkan imbal hasil yang optimal, pelayanan yang prima, mereka juga secara tak langsung telah terlibat dalam memberdayakan keluarga prasejahtera produktif melalui dana yang dihimpun.

Sisi menarik dari para kelompok sejahtera ini adalah mereka berasal dari latar belakang  apapun yang memercayakan dananya di BTPN Syariah, mereka yakin bahwa prinsip syariah yang dijalankan tidak hanya memberikan imbal hasil yang optimal, tetapi juga memberikan manfaat bagi semua ibu-ibu di pelosok negeri.

Hingga saat ini di Bali  sampai Desember 2021 sudah terhimpun dana pihak ketiga sekitar Rp62 miliar. Semua dana yang terhimpun ini membuat BTPN Syariah mampu membuka akses pembiayaan kepada  perempuan keluarga prasejahtera produktif yang ada di pelosok negeri dari Aceh hingga di Kupang,  salah satunya di Bali.

Terhitung Desember 2021,  sudah ada sekitar 23 ribu nasabah pembiayaan yaitu perempuan keluarga prasejahtera produktif di Bali dan sekitarnya yang dilayani dan tumbuh bersama dengan pembiayaan yang tersalurkan di kisaran Rp 62 miliar.

Semua pertumbuhan nasabah tersebut adalah upaya dari ketangguhan para #bankirpemberdaya BTPN Syariah di lapangan yaitu Community Officer, bankir yang memberikan pemberdayaan dan pelayanan kepada perempuan keluarga prasejahtera produktif. Bersamaan dengan hal tersebut, bank syariah ini tidak pernah berhenti berinovasi dalam mendampingi nasabah inklusi

BTPN Syariah mempersiapkan teknologi yang mudah digunakan, paling tepat sesuai kapasitas dan kemampuan adaptasi mereka. Perjalanan digital nasabah inklusi dimulai dari aplikasi termuktahir yang digunakan oleh petugas lapangan/community officer, para  #bankirpemberdaya, dalam melayani, memberi pengaruh yang baik kepada para nasabah untuk terus beradaptasi  dengan teknologi

“Kami terus belajar, bahwa memberikan layanan teknologi digital yang tepat bagi nasabah inklusi , dibutuhkan alat,  empati/hati, mindset dan pola edukasi terencana serta berkelanjutan, yang mana kami menyebutnya teknologi untuk kebaikan,” ujar Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad.

Dari sisi transaksi, bank swasta ini  sedang menyempurnakan aplikasi mobile banking bagi nasabah pendanaan, dengan memberikan fitur yang memudahkan nasabah untuk berbagi kebaikan langsung kepada masyarakat inklusi Indonesia. Dengan fasilitas ini, setiap orang dapat dengan mudah menjadi manfaat bagi orang lain, mudah dan tepat.

“Kami meyakini bahwa teknologi dapat menjadi bagian penting dalam menebarkan kebaikan. Oleh karena itu, lewat aplikasi ini nantinya nasabah pendanaan tidak hanya semakin mudah dalam melakukan transaksi keuangan, tetapi juga dapat memulai langkah kebaikan untuk terlibat dalam memberdayakan nasabah inklusi melaui fitur-fitur kebaikan yang dikembangkan,” ungkap Fachmy.

Sementara itu Business Coach Region Bali-Kupang BTPN Syariah Doni Aditya Darmawan menambahkan, BTPN Syariah akan meningkatkan alokasi pembiayaan di Bali sebesar 7,7% menjadi Rp65 miliar. Tujuannya  untuk meningkatkan jumlah mitra (debitur) di Bali. Untuk itu, emiten perbankan syariah ini membidik kenaikan jumlah nasabah di Bali dari 21 ribu menjasdi 23 ribu nasabah.

Doni optmistis target itu bakal tercapai lantaran didukung oleh pariwisata Bali yang sudah menunjukkan pemulihan pasca pandemi transisi menuju endemi , sehingga para pelaku UMKM diproyeksikan bakal melonjak.  Pihaknya berharap nasabah mencapai 70% dari target, karena  di Bali masih ada sekitar 1.000 UMKM potensial yang akan dibidik.

Dalam kesempatan yang sama Distribution Head BTPN Syariah Andy Leon mengungkapkan bahwa jumlah nasabah BTPN Syariah Bali pada akhir tahun 2021 tercatat  23 ribu, kemudian pada Februari 2022 naik menjadi 24 ribu dengan total pembiayaan sebesar Rp 60 miliar. Hingga Maret 2022, total pembiayaan yang telah dikucurkan menembus Rp 62 miliar.

Peningkatan pesat jumlah nasabah di Bali tidak terlepas dari menguatnya kepercayaan nasabah dan masyarakat kepada BTPN Syariah. Sebab strategi pendekatan yang dilakukan tim kepada para nasabah telah berhasil menciptakan hubungan yang baik. "Pembiayaan BTPN Syariah kepada nasabah tanpa agunan (jaminan), sehingga basisnya kepercayaan. Malahan nasabah kami di Bali dan NTT  mayoritas non Muslim,” tegasnya.

Kepada nasabah, kata Doni, pihaknya menegaskan bahwa bisnis BTPN Syariah adalah perbankan syariah Islam. “Namun, layanan kami tidak terbatas kepada umat Islam saja. Nasabah atau pun pekerja lapangan kami pun banyak yang non-Muslim.Di Bali, 90% nasabah kami non Muslim. Ini adalah wujud perbankan syariah tidak melulu untuk umat Islam. Toh, semua akad yang kami gunakan, kami terjemahkan dalam bahasa yang mudah mereka mengerti," jelasnya. Kontribusi Bali bagi total  pembiayaan BTPN Syariah berkisar 0,6% sejak tahun 2015.

Fahmi menggarisbawahi bahwa bisnis perbankan syariah tidak terkait agama, meskipun menggunakan akad sesuai hukum Islam. "Sistemnya yang kami kenalkan dan diterima oleh nasabah. Asalkan bisnis yang dijalankan nasabah jenis usaha halal. Contoh tidak berdagang alkohol, menjual daging babi, dan yang haram lainnya,” ungkapnya.

Dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di Indonesia.

Dengan hanya memiliki 25 cabang di seluruh Indonesia, 41 Kantor Fungsional Operasional, namun BTPN Syariah memiliki hampir 12.000 karyawan yang menjemput bola di 70% total kecamatan di Indonesia, yang secara langsung melakukan program pemberdayaan keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan 4 perilaku unggul pemberdayaan yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), oleh karyawan yang biasa disebut Melati Putih Bangsa sebagian besar lulusan SMA terlatih dengan jabatan sebagai Community Officer Bank. Sebagai bank yang juga menghimpun dana, saat ini, terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4 juta nasabah aktif.

Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, di antaranya probabilitas kembali ke garis prasejahtera, penurunan persentase anak bersekolah, peningkatan kemampuan mencicil pembiayaan dan menabung. Ini menunjukan peningkatan pendapatan keluarga. Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, tapi tetap mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action).

Keyakinan untuk 'Do Good Do Well' (berkinerja baik sekaligus memiliki dampak sosial yang nyata) inilah, yang membuat seluruh insan di BTPN Syariah memiliki satu identitas yang sama, yaitu #bankirpemberdaya.

Swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement