REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mobilitas masyarakat di luar rumah kembali mengalami kenaikan selama Maret 2022 setelah sebelumnya mengalami penurunan di bulan Februari akibat peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.
Peningkatan aktivitas itu terlihat dari Data Google Mobility Covid-19 diolah Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut membandingkan aktivitas masyarakat selama pandemi dengan situasi sebelum pandemi.
Kepala BPS, Margo Yuwono menyampaikan, aktivitas masyarakat di tempat perdagangan ritel dan rekreasi pada Maret 2022 mencapai 6,62 persen lebih tinggi sebelum pandemi. Angka tersebut sekaligus lebih tinggi dari posisi Februari yang hanya 3,82 persen.
Adapun, di tempat belanja kebutuhan mencapai 27,85 persen, naik dari Februari yang hanya 25,75 persen. Sementara di taman, aktivitas melonjak hingga 32,19 persen, jauh lebih tinggi dari Februari yang hanya 7,39 persen.
Lebih lanjut, mobilitas di tempat transit tercatat minus 16,54 dari kondisi sebelum pandemi. Angka itu membaik dari bulan sebelumnya yang tembus -23,18 persen.
Begitu pula di tempat kerja yang untuk pertama kalinya mencapai angka positif 6,23 persen dari sebelumnya minus 6,57 persen.
"Jadi ada perbaikan mobilitas masyarakat di tempat perdagangan, rekreasi, belanja, aman, tempat transit, hingga tempat kerja," kata Margo.
Meski demikian, data juga mencatat aktivitas di rumah tetap meningkat menjadi 14 persen dari sebelumnya 9,68 persen.
Margo mengatakan, kenaikan mobilitas masyarakat di luar rumah tentunya akan berdampak langsung pada indikator-indikator sosial ekonomi.
Itu pun tercermin dari meningkatkan angka inflasi Maret yang tembus 0,66 persen, tertinggi sejak Mei 2019.
Ia mengatakan, dengan tingkat inflasi tersebut maka inflasi tahun kalender mencapai 1,2 persen (year to date/ytd) dan inflasi tahunan sebesar 2,6 persen (year on year/yoy).
"Inflasi secara tahunan kalau dilihat ke belakang ini merupakan yang tertinggi sejak April 2020 di mana saat itu inflasi sebesar 2,67 persen yoy," kata Margo.