REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Bank Umum Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, ekonomi Indonesia dalam tahap pemulihan. Terbukti, pertumbuhan ekonomi pada kuartal 4 2021 mencapai 5 persen.
Diperkirakan angka itu dapat terus terakselerasi pada tahun ini. "Tren penurunan kasus omicron serta meluasnya vaksinasi akan menopang pemulihan ekonomi," ujarnya dalam diskusi publik yang digelar Fraksi PKB di Gedung MPR RI, Jakarta, Rabu (30/3/2022).
Ia melanjutkan, tingginya harga komoditas CPO, batubara, nikel, akan menopang positifnya kinerja perdagangan. Lalu dapat menjadi buffer menghadapi gejolak global.
Di sisi lain, kata dia, risiko inflasi membayangi terutama dengan kenaikan tajam harga minyak dunia. "Diperkirakan akan berimbas pada harga-harga domestik. Dengan demikian ada risiko kenaikan suku bunga pada tahun ini merespon meningkatnya tekanan inflasi," jelas pria yang juga menjabat Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II tersebut.
Ia menyebutkan, masih ada sejumlah tantangan dan risiko global. Di antaranya pemulihan ekonomi global masih berjalan tidak seimbang, sehingga menyebabkan terganggunya arus pasokan barang.
"Akses vaksinasi yang tidak merata masih menjadi faktor utama terjadinya imbalance global recovery," katanya. Tantangan berikutnya yaitu tekanan inflasi dunia meningkat, akibat terganggunya arus pasokan barang dunia serta melonjaknya harga komoditas dunia akibat konflik Rusia dan Ukraina.
Lalu, kata dia, adanya normalisasi kebijakan moneter global. "Terus melonjaknya inflasi dunia akan memicu penyesuaian kebijakan moneter. Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada bulan ini," ujar Kartika.