Senin 28 Mar 2022 22:38 WIB

Sri Mulyani: Realisasi Belanja Negara Rp 282, 7 Triliun pada Februari 2022

Sri Mulyani menyebut realisasi belanja negara tumbuh 10,4 persen dari pagu APBN 2022

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani.Pemerintah mencatat realisasi belanja negara sebesar Rp 282,7 triliun pada Februari 2022. Adapun realisasi tumbuh 10,4 persen dari pagu APBN 2022 sebesar Rp 2.714,2 triliun.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani.Pemerintah mencatat realisasi belanja negara sebesar Rp 282,7 triliun pada Februari 2022. Adapun realisasi tumbuh 10,4 persen dari pagu APBN 2022 sebesar Rp 2.714,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat realisasi belanja negara sebesar Rp 282,7 triliun pada Februari 2022. Adapun realisasi tumbuh 10,4 persen dari pagu APBN 2022 sebesar Rp 2.714,2 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan realisasi tersebut meliputi belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 78,6 triliun atau 8,3 persen dari pagu APBN. Adapun belanja kementerian/lembaga digunakan pembayaran gaji dan tunjangan dan pendanaan kegiatan operasional kementerian/lembaga.

Kemudian juga program kegiatan kementerian/lembaga digunakan pengadaan peralatan atau mesin, jalan, jaringan, irigasi serta penyaluran bantuan sosial ke masyarakat.

“APBN kinerjanya baik sampai Februari. Belanja negara realisasinya Rp 282,7 triliun,” ujarnya saat konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (28/3/2022).

Sri Mulyani menyampaikan realisasi belanja negara juga termasuk belanja non kementerian/lembaga sebesar Rp 93,6 triliun atau 9,4 persen dari pagu. Adapun realisasi ini digunakan penyaluran subsidi energi dan pembayaran pensiun serta jaminan kesehatan ASN.

Secara rinci, belanja barang secara keseluruhan realisasinya sebesar Rp 14 triliun dengan belanja barang sektor kesehatan penanganan Covid-19 turun sedangkan non kesehatan sedikit meningkat.

Kemudian belanja barang penanganan Covid-19 menurun karena kebutuhan vaksin pada awal tahun ini sudah mencukupi sedangkan awal tahun lalu pengadaan vaksin sebesar Rp 3,6 triliun.

Selain itu, jumlah pasien Covid-19 yang perlu dirawat pada awal tahun ini juga terkendali, sehingga kebutuhan belanja BLU RS Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, dan Polri lebih rendah.

Kemudian belanja modal terealisasi sebesar Rp 8,9 triliun yang lebih rendah dibanding tahun lalu karena pembayaran proyek yang selesai pada 2020 carry over ke 2021 namun tetap lebih tinggi dari kinerja 2020 dan 2019.

"Belanja modal tahun ini difokuskan untuk menyelesaikan proyek infrastruktur prioritas serta mendukung modernisasi peralatan pertahanan dan keamanan," ucapnya.

Pendanaan peralatan dan mesin sebesar Rp 0,4 triliun digunakan modernisasi peralatan di Kementerian Pertahanan dan Polri, pembangunan jalan jaringan dan irigasi sebesar Rp 3,9 triliun sedangkan pembangunan gedung dan bangunan sebesar Rp 0,6 triliun digunakan gedung di Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pertahanan.

Selain itu, realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) turut menjadi bagian dari belanja negara dengan realisasi sebesar Rp 110,5 triliun atau 14,4 persen terhadap APBN. Adapun realisasi TKDD didukung kepatuhan daerah dalam menyampaikan syarat alur yang lebih baik dan penyaluran dana BOS regular 2022 tahap pertama.

Sementara pembiayaan investasi per 15 Maret 2022 sebesar Rp 12 triliun yang ditujukan Badan Layanan Umum (BLU) LMAN sebesar Rp 10 triliun dan investasi pemerintah pada program FLPP sebesar Rp 2 triliun.

“Pembiayaan investasi turut mendukung pembangunan sektor prioritas dan pemulihan ekonomi,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement