Selasa 22 Mar 2022 16:33 WIB

Laba Bersih Adhi Karya Melonjak 130,2 Persen pada 2021

Laba ditopang efisiensi beban usaha dan peningkatan pendapatan ventura bersama.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Proyek Adhi Karya. Laba bersih perseroan melesat 130,2 persen menjadi Rp 55,2 miliar.
Foto: Republika/Wihdan
Proyek Adhi Karya. Laba bersih perseroan melesat 130,2 persen menjadi Rp 55,2 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan kinerja positif selama periode tahun lalu. Sampai Desember 2021, pendapatan perseroan naik 6,5 persen menjadi Rp 11,5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,8 triliun. 

Pertumbuhan pendapatan turut mendongkrak laba kotor emiten pelat merah ini menjadi Rp 1,8 triliun. Sementara laba bersih perseroan melesat 130,2 persen menjadi Rp 55,2 miliar dari laba bersih tahun 2020 sebesar Rp 23,97 miliar. 

Baca Juga

"Hal ini karena adanya efisiensi pada beban usaha dan peningkatan pendapatan ventura bersama (proyek Join Operasi)," Sekretaris Perusahaan, Farid Budiyanto dalam keterangan resminya dikutip Selasa (22/3/2022). 

Total aset ADHI hingga akhir 2021 tercatat mencapai Rp 39,9 triliun, sedangkan liabilitas perseroan pada periode yang sama mencapai Rp 34,2 triliun. Sementara ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 5,7 triliun.

Pada tahun lalu ADHI mampu mempertahankan peringkat A- dengan Stable Outlook, meningkat dari hasil pemeringkatan credit rating tahun sebelumnya yang mendapatkan Negative Outlook dari Pefindo. Hal ini mengindikasikan ADHI memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang yang dimiliki di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

Sepanjang tahun lalu, ADHI mencatatkan arus kas operasi positif sebesar Rp 1,5 triliun. Arus Kas Positif ini salah satunya karena perseroan telah mendapatkan realisasi pembayaran dari proyek-proyek besar perseroan. 

Hingga Desember 2021, realisasi pembayaran atas pembangunan proyek LRT Jabodebek tercatat senilai Rp 15,1 triliun. Selain itu, realisasi pembayaran atas pembangunan proyek Jalan Tol Sigli – Banda Aceh tercatat senilai Rp 4,6 triliun.

"Pembayaran untuk proyek besar ADHI ini akan meningkatkan likuiditas perseroan yang dapat mendukung percepatan penyelesaian proyek perseroan khususnya Proyek Strategis Nasional," kata Farid.  

Proyek Pembangunan LRT Jabodebek diharapkan menjadi salah satu alternatif pengurai kemacetan di Ibu Kota dan kota penyangganya. Kemudian untuk proyek pembangunan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh diharapkan dapat menjalin konektivitas di Pulau Sumatera Wilayah Utara. 

Proyek pembangunan jalan yang dikerjakan oleh ADHI sejak 2021 memiliki total sepanjang 287,63 km dan teridiri dari beberapa tipe jalan, antara lain jalan tol, jalan dan jembatan hingga preservasi jalan yang terletak di Provinsi Riau, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, hingga Kalimantan Selatan. Proyek jalan terpanjang ada di proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Surumana-Karossa sepanjang 155,4 km.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement