Sabtu 05 Mar 2022 18:22 WIB

Minyak Melonjak 7 Persen, Konflik Ukraina Hapus Harapan Pasokan Iran

Harga minyak reli di awal sesi usai Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir.

Seorang pria memancing di Teluk Finlandia, tak jauh dari menara bisnis Lakhta Centre, markas besar perusahaan gas Rusia, Gazprom, di St Petersburg, Rusia, pada 13 Januari 2022. Harga minyak dunia melonjak 7 persen.
Foto: AP Photo/Dmitri Lovetsky
Seorang pria memancing di Teluk Finlandia, tak jauh dari menara bisnis Lakhta Centre, markas besar perusahaan gas Rusia, Gazprom, di St Petersburg, Rusia, pada 13 Januari 2022. Harga minyak dunia melonjak 7 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah global melonjak sekitar tujuh persen pada akhir perdagangan Jumat (4/3/2022) dalam sesi yang bergejolak. Gangguan ekspor Rusia dari sanksi Barat membenamkan harapan untuk lebih banyak pasokan Iran jika Washington mencapai kesepakatan nuklir dengan Teheran.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melambung 7,65 dolar AS atau 6,9 persen, menjadi menetap di 118,11 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April terangkat 8,01 dolar AS atau 7,4 persen, menjadi ditutup di 115,68 dolar AS per barel.

Baca Juga

Itu adalah penutupan tertinggi untuk Brent sejak Februari 2013 dan untuk WTI sejak September 2008. Selama seminggu, Brent naik ke tertinggi intraday sejak Mei 2012 dan WTI ke tertinggi intraday sejak September 2008.

Harga minyak reli di awal sesi setelah pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Kebakaran di gedung pelatihan padam dan para pejabat mengatakan fasilitas itu sekarang aman.

Reli diperpanjang setelah pemerintahan Biden mengatakan sedang mencari opsi untuk memotong impor minyak Rusia dan mempertimbangkan tindakan yang mungkin dilakukan untuk meminimalkan dampak pada pasokan global dan dampak pada konsumen.

Minyak mentah berjangka telah melonjak lebih dari 20 persen sejak Amerika Serikat dan sekutunya memberikan sanksi kepada Rusia menyusul invasi 24 Februari ke Ukraina. Penjualan minyak Rusia telah terganggu, dengan penjual merasa sangat sulit untuk membuat kesepakatan bahkan ketika mereka menawarkan diskon besar-besaran untuk patokan minyak mentah Brent.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement