Selasa 22 Feb 2022 20:21 WIB

Presiden Luncurkan Ekosistem Kendaraan Listrik Besutan Pertamina dan Gojek

Presiden menargetkan ekosistem kendaraan listrik pada tahun ini bisa meningkat

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan ekosistem kendaraan listrik pada tahun ini bisa meningkat. (ilustrasi).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan ekosistem kendaraan listrik pada tahun ini bisa meningkat. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan ekosistem kendaraan listrik pada tahun ini bisa meningkat. Target ini dipasang untuk mengejar total emisi karbon 29 persen di 2030 mendatang.

"Dengan dukungan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir bisa mencapai target kita pengurangan emisi karbon di angka 29 persen pada 2030 dan mencapai nol karbon di 2060," ujar Presiden di SPBU MT Haryono, Selasa (22/2).

Baca Juga

Jokowi juga ingin Indonesia tidak hanya menjadi pasar motor listrik. Saat ini motor listrik besutan Gesits diharapkan bisa meningkat produksinya sehingga bukan hanya dikonsumsi masyarakat tetapi juga bisa diekspor.

"Indonesia mampu merajai mampu menjadi produsen dari kendaraan listrik. Kita targetkan di 2025, 2 juta kendaraan listrik bisa digunakan masyarakat kita dan selanjutnya kita akan memasuki pasar ekspor," ujar Jokowi.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan saat ini Pertamina bekerjasama dengan Gojek untuk meningkatkan ekosistem kendaraan listrik. Pertamina sebagai perusahaan penyedia energi membuat Stasiun Penukaran Baterai Umum yang mampu memudahkan para driver gojek yang memakai motor listrik untuk bisa menukarkan baterai.

"Saat ini Pertamina bisa melayani pergantian 500 baterai sehari. Kalau demandnya meningkat, ini bisa kita tingkatkan menjadi 5.000 baterai sehari di tahun depan," ujar Nicke dalam kesempatan yang sama.

Nicke juga menjelaskan langkah pembentukan stasiun penukaran baterai ini sejalan dengan program transisi energi. Pertamina ikut serta dalam ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir.

"Bagi Pertamina sendiri untuk pengembangan EV, kita berencana membangun dari hulu industri baterai sampai infrastruktur pengisian baterai sampai nanti ke recycle. Value chain ini Pertamina memberikan komitmen untuk mendorong transisi energi," ujar Nicke.

Nicke juga menjelaskan prinsip green energy yang diusung, bukan hanya fasilitas untuk kendaraan listrik. Namun, ia berkomitmen bahwa listrik yang digunakan untuk mengisi baterai pun dari listrik berbasis EBT.

"Kami membangun green energy station. SPBU-nya kami listriki dari PLTS. 143 SPBU yang pakai PLTS. Tahun ini kita targetkan 1.000 SPBU kita terpasang PLTS," ujar Nicke.

CEO Gojek, Kevin Aluwi menjelaskan saat ini sudah ada ratusan driver yang menggunakan motor listrik. Dengan memakai motor listrik operasional driver diproyeksikan lebih hemat.

"Driver kami biaya operasional turun 30 persen dengan menggunakan motor listrik. Perbulan bisa lebih murah 500-700 ribu," ujar Kevin.

Ia menjelaskan kerja sama Gojek dengan Pertamina memberikan kemudahan bagi para driver gojek untuk bisa langsung menukarkan baterai motor listriknya yang habis dengan baterai baru. Nantinya, para driver bisa langsung memproses penukaran baterai dan sistem pembayaran diakumulasikan dengan Montly Fee yang dikerjasamakan antara Gojek dan Pertamina.

Targetnya, tahun ini Gojek akan mengoperasikan lebih dari 1.000 motor listrik untuk mendukung pengurangan emisi karbon.

Direktur Utama Gesits, Samiyarto menjelaskan saat ini Gesits sudah bekerjasama dengan Gojek dalam memproduksi motor listrik. Gesits tidak berhenti pada penyediaan saja. Namun, dengan kerjasama bersama Gojek, Gesits berkomitmen untuk melakukan pengembangan dari motor listrik yang lebih memudahkan dan meningkatkan efisiensi bagi driver gojek.

"Kita kembangkan kendaraan dan baterai dan BSS nya yang cocok digunakan driver. Kedepannya, manfaat ini maksimal bagi driver dan masyarakat Indonesia," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement