Rabu 16 Feb 2022 17:10 WIB

Airbus: Lalu Lintas Udara Global Mulai Pulih

Jumlah orang yang bepergian diprediksi meningkat tiga kali lipat pada 2040.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi penerbangan
Ilustrasi penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Chief Commercial Officer dan Presiden Airbus International Christian Scherer mengatakan saat ini lalu lintas udara secara global mulai pulih. Dengan diringankannya pembatasan perjalanan, dia menilai kawasan Asia Pasifik akan kembali menjadi salah satu penggerak perjalanan udara. 

“Kami yakin bahwa volume lalu lintas udara di kawasan ini akan menguat, dengan harapan dapat mencapai level 2019 pada 2023 dan 2025 nanti,” kata Scherer dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (15/2/2022). 

Baca Juga

Scherer menuturkan, masyarakat kelas menengah yang paling mungkin untuk bepergian akan meningkat jumlahnya dari 1,1 miliar menjadi 3,2 miliar orang. Kecenderungan orang untuk bepergian diprediksi akan meningkat hingga tiga kali lipat pada 2040. 

Lalu lintas kargo di Asia Pasifik juga menurutnya akan meningkat 3,6 persen per tahunnya di atas angka global yaitu 3,1 persen. Airbus memprediksi peningkatan angkutan kargo udara hingga bisa mencapai dua kali lipat di kawasan Asia Pasifik pada 2040. 

Secara global, lanjut Scherer, kargo ekspres yang didorong oleh e-commerce akan meningkat hingga 4,7 persen per tahunnya. Secara keseluruhan akan mencerminkan pertumbuhan yang kuat selama 20 tahun ke depan. 

“Akan terdapat kebutuhan atas 2.440 pesawat kargo dan 880 di antaranya adalah pesawat baru,” ujar Scherer. 

Tak hanya itu, Scherer menuturkan, secara global juga akan ada kebutuhan untuk 39 ribu pesawat penumpang dan kargo baru selama 20 tahun ke depan. Sebanyak 15.250 di antaranya datang sebagai pengganti pesawat lama. 

“Maka dari itu, diperkirakan bahwa pesawat generasi terbaru akan mendominasi armada pesawat komersial yang beroperasi pada 2040, ini meningkat 13 persen dari jumlah hari ini. Hal ini juga akan meningkatkan efisiensi karbon dari armada pesawat komersial di dunia secara keseluruhan,” jelas Scherer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement