REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk optimistis pertumbuhan kredit bisa tumbuh kisaran delapan persen sampai 10 persen pada tahun ini. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bisnis perbankan pada tahun ini semakin membaik dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun lalu kita berikan guidance, kredit tumbuh tujuh persen hingga delapan persen yoy. Awalnya agak terseok-seok, akhir tahun kredit BRI tumbuh 7,4 persen artinya, guidance kita bisa penuhi secara baik. Maka, tahun ini bisa lebih optimistis lagi,” ujarnya saat webinar, Rabu (19/1/2022) lalu.
Sunarso melihat sudah terlihat kuatnya permintaan ekonomi secara domestik. Hal ini sejalan peningkatan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga yang menjadi pendorong pertumbuhan kredit.
Tercatat dana pihak ketiga (DPK), BRI hanya menargetkan tumbuh tujuh persen sampai delapan persen pada 2021. Hal ini dikarenakan likuiditas BRI masih longgar tercermin dari loan to deposit (LDR) BRI kisaran 83 persen.
“Kita optimistis karena semua syarat tumbuh terpenuhi. Pertama likuiditas kita melimpah 83 persen. Kedua, pertumbuhan kredit harus ditopang kecukupan kapital, karena setelah rights issue Rp 96 triliun pada tahun lalu,” ucapnya.