REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, koperasi semakin kuat beradaptasi dengan pandemi. Ia menyebutkan, sampai September 2021, hanya sekitar 20 persen pelaku UMKM yang menutup usaha, berbeda seperti awal pandemi yang usahanya tutup mencapai 50 persen lebih.
Teten mengatakan, ada pemerintah sudah menancapkan empat pondasi agar UMKM bisa bertahan. Pertama pondasi kemudahan akses pembiayaan.
"2021 sudah ada kepada usaha mikro yang unbankable dan informal sektor, selain dikasih hibah produktif BPUM ke 12,8 juta pelaku dengan total Rp 15,36 triliun. Lalu pembiayaan UKM dengan memberikan bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) 3 persen kepada 7,25 juta," ujarnya dalam diskusi secara daring bertema Menatap Ekonomi Indonesia 2022, Rabu (19/1/2022).
Sementara bagi pelaku koperasi, lanjutnya, diberikan fasilitas pembiayaan bunga ringan, realisasinya Rp 1,64 triliun atau 102,6 persen dari target Rp 1,6 triliun. Angka itu berdasarkan data Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) per 26 Desember 2021.
Teten melanjutkan, pondasi kedua yaitu perluasan pasar dan digitalisasi. "Kita sudah lihat perkembangannya UMKM yang sudah onboarding digital sebanyak 16,9 juta per November 2021. Tumbuh 100 persen dibandingkan sebelum pandemi," kata dia.
Pondasi ketiga, sambungnya, yakni kemitraan. Pada tahun ini sudah mulai dengan 9 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sejumlah perusahaan swasta seperti PT Mitra Bumdes Nusantara, Microsave Consulting, Uniqlo, dan lainnya.
Pondasi keempat yaitu pendataan. Teten menjelaskan, langkah ini disinergikan ke dalam Nomor Induk Berusaha (NIB), Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), KUR, dan koperasi.
Pada 2022, lanjutnya, Indonesia memasuki tahun pemulihan transformatif. Jadi tak sekedar pemulihan yang tumbuh kembali seperti kondisi sebelum pandemi, tetapi juga menyiapkan UMKM dan koperasi lebih siap menghadapi krisis atau pun perubahan lingkungan pada masa mendatang.
Ia menyebutkan, data demografi Indonesia menunjukkan populasi anak muda meliputi generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z mencapai 64,69 persen dari total 270,2 juta jiwa penduduk. Ke depannya, kata dia, anak muda, perempuan, serta ekonomi hijau bakal menjadi penggerak ekonomi.