REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja impor sepanjang bulan Desember 2021 mencapai 21,36 miliar dolar AS. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, menyampaikan, nilai impor tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa.
"Secara nilai, impor Desember 2021 tertinggi sepanjang sejarah," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).
Lebih detail, impor selama Desember tahun lalu tercatat naik 10,51 persen dari posisi November (month to month/mtm) yang sebesar 19,33 miliar dolar AS. Selain itu juga tercatat meningkat tajam 47,93 persen dari Desember 2020 (year on year/yoy) yang hanya 14,4 miliar dolar AS.
Berdasarkan penggunaan barang, baik impor barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal seluruhnya menunjukkan kenaikan. Impor barang konsumsi mencapai 2,49 miliar dolar AS, itu meningkat 24,55 persen mtm juga naik 45,27 persen yoy.
Sementara itu, impor bahan baku penolong tembus hingga 15,63 miliar dolar AS, naik 9,07 persen mtm dan 53,3 persen yoy. Adapun impor barang modal nilainya sebesar 3,24 miliar dolar AS atau tumbuh 8,01 persen mtm dan naik 27,95 persen yoy.
Margo menegaskan, kenaikan impor bahan baku penolong dan barang modal merupakan tanda dari pemulihan ekonomi domestik. Sebab, meningkatnya kedua barang tersebut sekaligus menunjukkan adanya peningkatan aktivitas industri dalam negeri untuk mengolah dan memproduksi barang.
Adapun dilihat berdasarkan negara asal impor, BPS mencatat impor tertinggi berasal dari China di mana naik 456,8 juta dolar AS sementara penurunan nilai impor terbesar dari Jepang yang tercatat anjlok 136,1 miliar dolar AS.
Namun secara pangsa tidak banyak mengalami perubahan. "Pangsa impor nonmigas paling besar yakni dari China sebesar 34,68 persen dari total impor Desember 2021. Kemudian Jepang 7,45 persen dan Amerika Serikat 5,25 persen," ujarnya.