Ahad 12 Dec 2021 00:42 WIB

BI Perkirakan Transaksi E-Commerce Naik Jadi Rp 530 Triliun di 2022

BI memperkirakan transaksi e-commerce naik dari yang diperkirakan Rp 403 T di 2021

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan transaksi e-commerce Indonesia pada 2022 akan meningkat menjadi Rp 530 triliun. (ilustrasi).
Foto: BI
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan transaksi e-commerce Indonesia pada 2022 akan meningkat menjadi Rp 530 triliun. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan transaksi e-commerce Indonesia pada 2022 akan meningkat menjadi Rp 530 triliun, dari yang diperkirakan sebesar Rp 403 triliun pada 2021.

"Ini kita tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan dan ini adalah pasar yang sangat banyak," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam 3rd Indonesia Fintech Summit 2021 yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu (11/12).

Baca Juga

Karena itu Perry Warjiyo menilai terdapat empat hal yang harus dipercepat untuk memanfaatkan besarnya potensi ekonomi digital tersebut. Pertama, infrastruktur fisik untuk transportasi dan logistik untuk mendukung infrastruktur digital bisa menjangkau ke pelosok terdalam Indonesia.

"Jadi memang saya apresiasi investasi di bidang infrastruktur digital, tetapi memang konektivitas fisik juga menjadi penting, begitu pula dengan akses logistik penting untuk diperbaiki," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo.

Ia melanjutkan hal kedua yang harus dipercepat yaitu penyempurnaan ekosistem digital yang terdiri dari perbankan digital (digital banking), industri financial technology (fintech), dan e-commerce yang memang tak bisa dipisahkan. Fintech tidak bisa tumbuh sendiri sehingga harus dikolaborasikan dengan perbankan digital yang menjadi salah satu industri paling besar, begitu pula fintech tak bisa menjangkau pasar digital yang besar tanpa adanya bantuan dari e-commerce.

Upaya ketiga, kata Perry Warjiyo, yaitu reformasi di mana pada tahun ini bank sentral telah melakukan reformasi di bidang sistem pembayaran. Keempat adalah literasi digital yang sangat penting terutama agar masyarakat bisa semakin mengetahui produk dan risiko keuangan digital, serta bagaimana menggunakannya agar bisa menjadi keuntungan bagi perekonomian domestik namun tetap mengutamakan keamanan masyarakat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement