REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rangkaian promosi Kementerian Pertanian di Mesir menggenapkan kontrak dagang menjadi Rp 4,7 triliun. Kontrak tersebut ditandatangani oleh enam perusahaan di bidang agribisnis asal Mesir.
Sebanyak lima perusahaan berminat dengan kopi dan satu lainnya berminat pada produk olahan sawit berupa RBD Palm Olien asal Indonesia.
"Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Kami atas nama pemerintah Indonesia akan mengawal para perusahaan yang berminat," kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, seperti dikutip dalam siaran pers Kementan, Selasa (30/11).
Bambang hadir bersama dengan Mohamed Abdelrahman Baraka, pimpin Baraka Contracting & Trading Co yang membagikan kisah suksesnya berbisnis dengan pengusaha Indonesia. "Berbisnis dengan pelaku usaha di Indonesia membawa berkah. Saya tidak pernah ditipu dan regulasi pemerintahnya pun jelas," kata Baraka.
Ia yang sudah hampir satu dekade berbisnis industri karet berupa ban ini, berencana akan menginvestasikan dananya sebesar 600 juta dolar AS untuk budidaya kapas dan olahannya. Menurutnya, harga komoditas pertanian di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan China. Dari segi kualitas juga sangat baik dan terjaga.
"Buat saya, Indonesia adalah negara kedua bagi saya. Saya sudah melihat potensi yang besar pada pertaniannya," kata dia.
Sebanyak enam perusahaan menyatakan minatnya untuk berkomitmen melakukan kontrak dagang. Yakni Egyptian Mediterranean Service untuk RBD Palm Olein sebanyak 20 ribu ton per bulan. Empat perusahaan masing-masing adalah Trade Act, Al Rehab dan Golden Coffee Bean, dengan total 9.440 ton pada 2022. Dan International for Trading and Import Tax memesan Kopi Robusta dan Arabika asal Indonesia dengan berbagai tingkatan atau level mutu sebanyak 2.400 per tahun.
Sementara satu perusahaan, CV Mabrouk memesan kopi khusus asal Batu, Jawa Timur, dengan total pemesanan 240 ton pada 2022.
Walikota Batu Dewanti Rumpoko yang turut menyaksikan penandatanganan kesepakatan ini mengaku senang dan berjanji akan mengawal komitmen dagang ini dengan pelaku usaha di daerahnya. "Semoga ini menjadi jalan bagi kopi asal Batu, Jawa Timur yang memiliki rasa yang khas di pasar global," ujar Dewanti.
Sebagai informasi, sesaat sebelumnya empat perusahaan eksportir kopi Tanah Air telah berhasil membukukan kontrak dagang dengan total nilai Rp 366,7 miliar. Dengan penambahan enam komitmen kontrak dagang baru senilai Rp 4,4 triliun, maka menggenapkan total kontrak dagang tim tur promosi Kementan di 10 negara, Odicoff di Kairo, Mesir sebanyak Rp. 4,7 triliun.