Rabu 24 Nov 2021 16:35 WIB

Penyebab Tingginya Disparitas Harga Pangan di Indonesia

Rantai pasok bahan pangan sangat panjang dari produsen ke pengguna.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di pasar tradisional. ilustrasi
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di pasar tradisional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian mengungkapkan sejumlah masalah di sektor pangan yang membuat tingginya kesenjangan harga di tingkat produsen dan konsumen. Kendala yang dihadapi saat ini bersumber dari sistem rantai pasok yang panjang hingga keberadaan sentra komoditas yang tidak menyebar.

"Rantai pasok sangat panjang dari produsen ke pengguna, kita juga melihat kondisi harga di produsen dan kemana saja itu didistribusikan tidak terbuka dengan jelas semuanya," kata Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan BKP Kementan, Risfaheri dalam sebuah diskusi di Kadin Indonesia, Rabu (24/11).

Baca Juga

Lebih lanjut, ia mengatakan sentra komoditas, khususnya bahan pokok yang saat ini sudah dipenuhi dari produksi dalam negeri tidak merata tersedia di setiap provinsi. Di saat bersamaa, waktu panen komoditas pangan juga tidak serentak antar sentra.

Situasi itu membuat adanya perbedaan harga yang tinggi antar wilayah. Sejauh ini, Kementan mengatasi kendala itu dengan membantu pendistribusian pangan antar daerah. Namun lantaran biaya logistik yang cukup besar volume pendistribusian tidak dapat dilakukan secara besar-besaran oleh Kementan.

"Kita juga melihat konektivitas (antar wilayah) kita belum memadai. Misal ketersediaan kapal laut, dari jumlah jadwal dan tarif itu tidak pasti," ujar Risfaheri

Menurut Risfaheri, sumber masalah dari ketimpangan harga pangan antar wilayah dari belum adanya jasa logistik di Indonesia yang terintegrasi dan memadai. Pihaknya meyakini dengan kesiapan logistik yang lebih mapan harga pangan dalam negeri dapat menurun karena komponen biaya yang lebih kecil.

"Dengan adanya jasa logistik yang terintegrasi dan biaya murah kami yakin masalah harga pangan ini bisa terselesaikan," ujar dia.

Sebelumnya, para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membentuk Badan Logistik dan Rantai Pasok. Pembentukan badan tersebut untuk meningkatkan efisiensi distribusi barang dalam negeri sehingga produk yang diperdagangan memiliki daya saing lebih tinggi.

Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia, Akbar Djohan, menuturkan, badan yang dibentuk itu akan berkontribusi bagi penguatan konektivitas rantai pasok antar wilayah Indonesia. Menurut dia, situasi pandemi yang melanda dunia menunjukkan perlunya perbaikan sistem rantai pasok dalam negeri.

"Ini untuk bisa mengadaptasi dan membangun ekosistem rantai pasok yang efektif sehingga memperkuat fungsi distribusi dan revitalisasi jalur komoditas penting," kata Akbar.

Adapun, tiga sektor yang menjadi fokus utama dalam pembentukan badan tersebut yakni di bidang produk kesehatan, pangan, dan energi. Menurut Akbar, badan tersebut harus mendorong sistem pasar dari sisi permintaan yang lebih adaptif terhadap tantangan distribusi barang saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement