Rabu 24 Nov 2021 08:03 WIB

Menhub: Penggabungan Pelindo Perbaiki Indeks Logistik

Kemenhub menerapkan hub and spoke untuk menunjang program tol laut.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas bongkar muat Palm Kernel Ekspeller (PKE) dan Palm Kernel Shell (PKS) curah kering di Dermaga C Pelabuhan PT. Pelindo I Dumai, Riau, Ahad (5/9/2021). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan penggabungan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menjadi salah satu upaya yang dapat menurunkan biaya logistik nasional.
Foto: ANTARA/Aswaddy Hamid/rwa.
Aktivitas bongkar muat Palm Kernel Ekspeller (PKE) dan Palm Kernel Shell (PKS) curah kering di Dermaga C Pelabuhan PT. Pelindo I Dumai, Riau, Ahad (5/9/2021). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan penggabungan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menjadi salah satu upaya yang dapat menurunkan biaya logistik nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan, penggabungan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menjadi salah satu upaya yang dapat menurunkan biaya logistik nasional. Budi mengatakan penggabungan Pelindo dapat memperbaiki indeks logistik nasional.

“Penggabungan ini diharapkan dapat meningkatkan reputasi pelabuhan Indonesia di kancah Internasional, efisiensi lalu lintas barang antar pulau, peningkatan produktivitas dan efisiensi,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (23/11).

Baca Juga

Budi menambahkan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama pemangku kepentingan terkait juga terus berupaya menekan biaya logistik nasional. Budi menuturkan, jika dilihat dari kondisi makro dan infrastruktur Indonesia sejak 2015 sampai 2018, terjadi peningkatan secara signifikan terutama pada bidang infrastruktur dan logistik.

“Hal tersebut menunjukkan, Indonesia memiliki daya saing global yang semakin meningkat, ditandai dengan adanya pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan,” tutur Budi.

Budi menjelaskan, beberapa upaya yang telah dilakukan Kemenhub untuk menurunkan biaya logistik dengan menetapkan arah kebijakan pembangunan bidang transportasi laut 2020-2024 untuk mendukung konektivitas maritim nasional.

Beberapa hal yang menjadi titik berat dari kebijakan tersebut yaitu dalam rangka perwujudan logistik maritim di dalam negeri, peningkatan konektivitas sarana dan prasarana, pengembangan pelabuhan hub internasional dan pelabuhan pendukung tol laut, keselamatan, regulasi, teknologi informasi, pemanfaatan pembiayaan alternatif, dan revitalisasi kelembagaan.

Selain itu, Budi mengatakan Kemenhub juga menerapkan konsep hub and spoke pada pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk menunjang program tol laut dengan harapan distribusi barang dan pengembangan ekonomi di daerah Terluar, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan  (3TP) dapat lebih optimal.

Budi memastikan, Kemenhub juga berkolaborasi dengan kementerian atau lembaga lain melalui pembentukan National Logistic Ecosystem (NLE). “Sehingga proses logistik menjadi lebih efisien dan terintegrasi,” tutur Budi.

Budi menambahan, Kemenhub juga menerapkan digitalisasi layanan kepelabuhanan. Mulai dari digitalisasi perizinan, pelayanan, dan Inaportnet, yang telah dimanfaatkan oleh 54 pelabuhan.

Budi mengatakan saat ini terdapat 636 pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan laut. Selain itu juga 57 terminal yang merupakan bagian dari pelabuhan, serta 1.321 rencana lokasi pelabuhan.

“Kami terus berupaya untuk menurunka dwelling time, meningkatkan standarisasi kinerja dan juga melakukan pengelolaan pelabuhan secara terpadu,” ungkap Budi.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pelabuhan di Indonesia diharapkan bisa menjadi super hub bagi kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. “ Pelindo harus jeli melihat kesempatan tersebut, karena Indonesia memiliki potensi pasar yang besar,” ungkap Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement