YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – PCIM Jerman Raya bekerja sama dengan Eduhalal sukses menggelar diskusi interaktif bertemakan “Menangkap Peluang Bioindustri di Indonesia pasca Covid-19“. Tidak seperti webinar atau zoominar pada umumnya, diskusi ini sangat interaktif dan bersifat bited size talkshow sehingga mudah dicerna oleh para audiens dari berbagai kalangan, Sabtu, 20 November 2021.
Tujuan utama dari diskusi ini adalah membuka kesadaran masyarakat tentang pentingnya kedaulatan bioindustri sebagai penopang kebutuhan vital di sektor kesehatan Indonesia. Tujuan lainnya yang tidak kalah penting adalah memperkuat jalinan kolaborasi triple helix antara lembaga penelitian, sektor industri, dan pemerintah. Oleh karena itu, narasumber yang berpartisipasi pun mewakili dari ketiga unsur tersebut.
Diskusi ini dibuka oleh sambutan dari Ketua PCIM Jerman Raya (Mohammad Rokib) kemudian diteruskan dengan pidato yang disampaikan oleh bapak Acep Somantri (Konsul Jendral KJRI Frankfurt). Pada kesempatan ini, Konsul Jendral juga berkenan membuka acara dengan resmi.
Sesi diskusi dipandu oleh Yosi Ayu Aulia, anggota PCIM Jerman Raya yang juga merupakan perintis komunitas Eduhalal. Narasumber dalam diskusi ini adalah Indra Rudiansyah (anggota tim uji klinis vaksin Oxford/AstraZeneca) yang mewakili unsur lembaga riset, Ariananda Hariadi (CEO ORCA Bioteknologi Nusantara) yang mewakili unsur industri, dan Afdhal Aliasar (Direktur KNEKS Bidang Industri Halal) yang mewakili unsur pemerintah. Setiap narasumber memaparkan perkembangan dan peluang bioindustri khususnya peranananya bagi kedaulatan Indonesia.
Poin menarik dari diskusi ini adalah bagaimana kedaulatan bioindustri Indonesia dapat tetap memenuhi aspek ekonomi syariah dan kaidah kehalalan produk. Dalam hal ini, Afdhal Aliashar menjelaskan tentang peta langkah industri halal Indonesia 2022-2029 yang secara umum siap mendukung kemajuan riset bioteknologi dari sisi ekonomi syariah.
Setelah sesi diskusi dengan ketiga narasumber, acara ini juga menghadirkan penanggap yang juga mewakili unsur triple helix. Penanggap pertama adalah Fawzi Zuhairi (Dosen Biologi Universitas Terbuka), yang menanggapi soal produksi vaksin dari sisi biologi molekuler. Penanggap kedua adalah Neni Nurainy (Kepala Divisi Pengembangan Translasi Produk Biofarmasi – PT Biofarma) yang menanggapi soal pentingnya penguatan kualitas peneliti, industri, dan dukungan pemerintah dalam percepatan kemajuan bioindustri. Dan tentu Konsul Jendral KJRI Frankfurt hadir sebagai penanggap mewakili sektor pemerintah.
Sesi terakhir adalah tanya jawab dengan peserta yang hadir secara virtual. Peserta yang hadir dan aktif tercatat berjumlah 47 orang di media zoom, belum termasuk yang menyimak melalui siaran langsung YouTube. Acara yang juga merupakan rangkaian penyemarak milad Muhammadiyah yang ke-109 juga dihadiri oleh Ahmad Poernomo Hadikusumo, cicit dari KH Ki Bagus Hadikusumo yang ialah salah satu penggerak awal Muhammadiyah di era awal. (rpd)