Jumat 19 Nov 2021 17:42 WIB

Erick Thohir: Indonesia Hadapi Tekanan Digitalisasi

Adaptasi dengan sistem digital harus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengingatkan para pengusaha muda Indonesia untuk terus beradaptasi dengan sistem digital.
Foto: Istimewa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengingatkan para pengusaha muda Indonesia untuk terus beradaptasi dengan sistem digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengingatkan para pengusaha muda Indonesia untuk terus beradaptasi dengan sistem digital dalam menjalankan operasional usahanya. Sebab, tekanan kemajuan teknologi semakin kuat sehingga mau tidak mau tren digitalisasi harus mampu diimbangi para pelaku usaha.

"Saat ini kita hadapi tekanan disrupsi teknologi di mana digitalisais menjadi suatu hal yang sangat amat menekan kita semua," kata Erick dalam Technopreneur Fest Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta, Jumat (19/11).

Baca Juga

Erick mengatakan, selain tekanan digitalisasi yang semakin kuat, arus globalisasi serta tekanan kesehatan di masa pandemi juga datang bersamaan. Hal itu menjadi upaya transformasi terberat yang harus dilalui Indonesia baik oleh pemerintah maupun dunia usaha.

Ia menuturkan, kegiatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 juga semakin didominasi oleh aktivitas digital. Di mulai dari kegiatan belanja, pembelajaran lewat teknologi pendidikan, kesehatan, hingga urusan pembiayaan.

"Kehidupan sehari-hari kita terbelenggu oleh ritme digitalisasi dan ini akan teus menerus," kata dia.

Karena itu, ia menekankan, upaya Indonesia untuk bisa beradaptasi dengan sistem digital saat ini harus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Indonesia dengan pangsa pasar yang besar harus dimanfaatkan oleh sumber daya sendiri.

"Pasar kita selalu dijadikan negara lain sebagai pertumbuhan ekonomi yang ini hanya menjadi benalu. Jadi apapun konteksnya harus bangsa kita dulu, kesempatan bekerja, berusaha harus untuk kita bukan bangsa lain," kata dia.

Ia pun menyebut, pemerintah pada pertengahan Desember mendatang akan meluncurkan Merah Putih Fund. Erick belum menjelaskan mengenai program tersebut. Namun, itu akan menjadi salah satu sumber pendanaan bagi UMKM asli Indonesia yang merintis usaha di sektor diigtal.

Lembaga itu nantinya akan dipimpin oleh Indonesia, beroperasional di Indonesia dan harus go public di Indonesia. "Kita punya unicorn tapi diinvestasi oleh asing. Kenapa? karena kita tidak pernah intervensi kegiatan digital ini," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement