REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan model bisnis PT Garuda Indonesia (Persero) sudah salah sejak awal. Erick menyebut kesalahan model bisnis sudah berlangsung sejak lama dan baru meledak saat ini karena efek pandemi.
Salah satu kesalahan utama ialah memaksakan pembukaan rute penerbangan internasional yang justru merugikan perusahaan melalui penyewaan pesawat dengan beragam jenis pesawat. "Akhirnya sewa pesawat kita paling banyak dan mahal di dunia, 28 persen dari rata-rata dunia yang hanya enam persen pada biaya operasional," ujar Erick saat Kick Andy Double Check di Metro TV pada Ahad (14/11).
Erick menyebut kompleksitas Garuda bukan semata-mata kejadian hari ini namun sudah kejadian berpuluh tahun yang terjadi dan ini ada skenario mencari uang di sewa-sewa pesawat. "Itu terbukti KPK sudah memenjarakan. Nah yang kemahalan, yang tidak terbukti ada unsur uang balik ya itu bodohnya kita, negosiasinya," ucap Erick.
Sejak awal, Erick menginginkan bisnis model Garuda dan Citilink kembali fokus menggarap pasar domestik yang besar. Erick menyebut fokus pasar domestik juga dilakukan oleh maskapai Amerika Serikat (AS).
Erick meyakini Garuda akan memiliki pendapatan yang jauh lebih apabila fokus menggarap pasar domestik. Untuk saat ini, ucap Erick, penyelamatan Garuda baru memasuki tahap restrukturisasi untuk negoisasi sewa pesawat. "Bukan pilihan yang mudah, setelah ini direstrukturisasi, bisnis modelnya kita harus fokus dalam negeri untuk beberapa tahun ke depan untuk menyehatkan keuangan Garuda," ungkap Erick.
Erick juga akan menindaklanjuti keputusan DPR yang tidak menginginkan adanya PMN kepada Garuda. Erick menilai sejumlah opsi suntikan dana bisa berasal dari BUMN lain atau mengundang investor lain. Hal ini masih dalam pendalaman.
Erick mengaku tidak akan menyerah dalam menyelesaikan persoalan Garuda. Erick menilai Garuda masih menarik bagi investor lain. Hal ini terlihat dengan kerja sama code sharing dengan Emirates. "Masih ada kepercayaan Garuda tetapi kita jangan cinta buta yang akhirnya juga membahayakan pengambilan keputusan dan juga membahayakan Garudanya sendiri, ini posisi yang memang tidak mudah dan itu bagian tanggung jawab BUMN," kata Erick.