Selasa 02 Nov 2021 17:52 WIB

Survei: Dana Darurat Masyarakat Hanya Cukup Sepekan

Mayoritas masyarakat tidak memiliki kontrol keuangan yang baik.

Rep: Novita Intan/ Red: Ilham Tirta
Kesulitan finansial. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kesulitan finansial. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen keuangan merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Hal ini tecermin dari hasil survei Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) 2020 yang menunjukkan sebanyak 46 persen responden di Indonesia mengaku dana darurat yang mereka miliki hanya dapat menyambung hidup selama satu pekan.

Melihat permasalahan tersebut, PT Bank Jago meluncurkan program edukasi Fintamin. Program ini merupakan serangkaian ‘nutrisi’ yang akan membantu menjaga kesehatan dan daya tahan finansial personal dan keluarga.

Head of Product and Marketing Bank Jago, Andy Djiwandono mengatakan, Bank Jago berupaya untuk memahami kebutuhan masyarakat, termasuk tantangan finansial yang seringkali dialami dalam keseharian. “Hadirnya Fintamin kami percaya program ini akan mempermudah masyarakat untuk meningkatkan kesehatan finansialnya. Selayaknya menjaga daya tahan tubuh, konsumsi Fintamin perlu dilakukan secara rutin dan disiplin,” ujarnya saat konferensi pers, Selasa (2/11).

Selain itu, Bank Jago juga melakukan survei untuk mencari tahu tentang kebiasaan serta tantangan masyarakat dalam mengelola keuangan. Dari diskusi panjang dan survei tersebut, diketahui salah satu isu besar yang mereka hadapi untuk memiliki banyak tanggungan (generasi sandwich), tidak memiliki kontrol keuangan yang baik, dan tingkat literasi finansial yang rendah.

Terlebih lagi, bila diaplikasikan dalam penggunaan fitur-fitur aplikasi Jago. Hal ini akan memampukan pengguna untuk melakukan perencanaan keuangan dengan lebih fun, mudah, inovatif, dan kolaboratif bersama keluarga dan orang tersayang.

Sementara itu, Financial advisor Philip Mulyana menambahkan, program Fintamin diformulasikan untuk menjadi resep ampuh dalam menjawab persoalan finansial generasi Indonesia. “Sampai ke level yang ideal, tentunya harus dimulai dulu. Banyak orang menunggu, nanti saja ketika uangnya sudah cukup. Padahal, semakin cepat kita memulai mengambil langkah untuk mengatur keuangan dengan lebih baik, tentunya hasilnya akan lebih maksimal,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement