REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi berjalan dalam satu sistem core banking pada hari ini, Senin (1/11). Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyampaikan satu sistem ini membawa perubahan yang akan memudahkan transaksi nasabah.
"Setelah resmi satu sistem yang hari ini Day One ke depan BSI akan terus memberikan layanan terbaik kepada seluruh nasabah dan menyelesaikan target untuk masuk ke top 10 bank syariah global pada 2025," katanya dalam konferensi pers Tasyakuran Single System BSI.
Pasca satu sistem core banking, maka seluruh produk dan layanan yang ada di tiga bank legacy sudah terintegrasi dan dapat dinikmati seluruhnya. Dengan single system ini, BSI ditetapkan memiliki sandi kode 451.
Kode bank ex-legacy yakni 422 dan 427 sudah ditutup dalam sistem Bank Indonesia sehingga tidak dapat digunakan lagi. Segala transaksi yang melalui dua kode tersebut akan ditolak dan dana akan dikembalikan ke rekening pengirim.
Wakil Direktur I BSI, Ngatari mengatakan proses migrasi nasabah BSI telah selesai lebih cepat yakni sejak Juli 2021. Setelah resmi merger, BSI berada di peringkat tujuh perbankan nasional secara aset, yang sebesar Rp 247 triliun.
"BSI kini memiliki 1.365 cabang dan 15,5 juta nasabah, meski nanti untuk cabang akan kita rampingkan karena saat ini ada banyak yang berdekatan lokasinya," kata dia.
Pada kuartal III 2021, BSI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 2,26 triliun, naik 37,01 persen (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mencapai Rp 219,19 triliun. Pembiayaan BSI mampu tumbuh sekitar 7,38 persen (yoy) mencapai Rp 163,32 triliun dengan NPF nett sebesar 1,02 persen.