REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III bersama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI menandatangani nota Kesepahaman tentang pengembangan lahan tebu di sejumlah wilayah operasional RNI Group dan PTPN Group.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, kerja sama ini bagian dari transformasi industri gula nasional. "Pengembangan lahan tebu kerja sama PTPN III dan RNI ini diantaranya berlokasi di perkebunan milik anak perusahaan PTPN III di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kabupaten Ngawi, serta Malang, Jawa Timur, dengan potensi pengembangan seluas empat ribu hektare," ujar Ghani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (29/10).
Ghani mengatakan, PTPN sebagai BUMN yang berperan dalam menjaga ketahanan pangan memiliki tanggung jawab dalam mengimplementasikan salah satu dari 88 program prioritas strategis yang dicanangkan kementerian BUMN, yaitu mewujudkan swasembada gula konsumsi.
"Tanggung jawab kami dalam Klaster Perkebunan adalah menjaga ketahanan pangan nasional dan mewujudkan swasembada gula konsumsi, meningkatkan produktivitas tebu, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani," ucap Ghani.
Ghani berharap, sinergi ini membangun komitmen dan kekuatan sehingga tujuan dari peran masing-masing perusahaan dalam Klaster Perkebunan dan Klaster Pangan dapat segera terwujud. "Kami mengharapkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak, yaitu PT RNI, PTPN VI dan PTPN VIII, untuk terus bersinergi sehingga tujuan kerjasama sesuai ruang lingkup nota kesepahaman ini dapat terlaksana dan diimplementasikan," kata Ghani.
Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan kerja sama ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk terus melakukan transformasi ekosistem pangan dan pada kesempatan ini komoditas gula sebagai bagian dari transformasi industri gula nasional. "Sinergi ini wujud transformasi pangan pada komoditas gula, melalui optimalisasi lahan tebu dan peningkatan peran petani tebu rakyat sebagai bagian dari transformasi gula nasional," ucap Arief.
Arief menyampaikan, peningkatan peran petani tebu rakyat pun juga sejalan dengan keinginan Menteri Erick untuk menjadikan petani sebagai subjek dalam mewujudkan transformasi pangan.