REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan saat ini tengah menyiapkan laboratorium tes berstandar Bio Safety Lab Level 2 (BSL 2) untuk pelaksanaan tes PCR yang lebih masif. Laboratorium tersebut akan ditempatkan di Bandara Soekarno-Hatta sehingga semakin mendukung protokol kesehatan.
“Keberadaan testing lab facilities berstandar BSL 2 ini sekaligus memperkuat penerapan Biosafety Management di Bandara Soekarno-Hatta,” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (20/10).
Dia menuturkan, saat ini di Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta yang pertama menerapkan Biosafety Management. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan safe, healthy, and hygiene airport di tengah pandemi.
“Melalui BSL 2, kapasitas dalam melakukan tes akan semakin banyak, hasil tes dapat diketahui lebih cepat, sehingga protokol kesehatan terjaga dan penumpang tidak terlalu lama menunggu di bandara,” jelas Awaluddin.
Sementara itu, Komandan Satgas Udara Penanganan Covid-19 Kolonel Tek Sunu Eko P mengatakan saat ini penumpang dari luar negeri harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk memproses kedatangan. Termasuk verifikasi dokumen kesehatan dan mengisi e-HAC internasional.
“Aplikasi PeduliLindungi ini di Bandara Soekarno-Hatta didukung dengan sistem untuk semakin mempermudah pengaturan dan penanganan di international arrival hall Terminal 3 termasuk untuk tes PCR,” ungkap Sunu.
Sunu menjelaskan, tes PCR di Bandara Soekarno-Hatta merupakan tes yang kedua dilakukan oleh penumpang dari luar negeri. Tes PCR saat di negara keberangkatan dilakukan dengan sampel maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan.
Sunu menegaskan, karantina adalah protokol kesehatan penting yang harus dijalani penumpang dari luar negeri. “Penumpang juga nantinya menjalani tes PCR ketiga pada hari keempat karantina,” ujar Sunu.