REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar perekonomian daerah seperti perdagangan, turisme, investasi harus mulai digerakkan kembali setelah terdampak pandemi Covid-19. Namun demikian, ia menegaskan agar tetap mengutamakan masalah kesehatan dalam menjalankan perekonomian.
“Saya mengapresiasi inisiatif Apkasi untuk segera menggerakkan perekonomian daerah antara lain lewat expo ini. Saya setuju perdagangan, turisme, investasi harus mulai digerakkan. Jangan terlambat, tetap dengan catatan kesehatan tetap nomor 1,” ujar Jokowi saat pembukaan Apkasi Otonomi Expo Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (20/10).
Jokowi menekankan, perekonomian daerah perlu kembali diaktifkan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap masalah kesehatan, menegakkan disiplin protokol kesehatan, dan juga mempercepat vaksinasi Covid-19. Saat ini, sebanyak 171 juta dosis vaksin telah disuntikan kepada masyarakat. Pemerintah menargetkan minimal 270 juta dosis telah disuntikan hingga akhir Desember nanti.
“Jadi masih banyak sekali dalam dua bulan lebih ini yang harus kita lakukan utamanya berkaitan dengan vaksin,” tambahnya.
Ia mengingatkan, pemerintah harus selalu siaga menghadapi ketidakpastian global yang terjadi. Hal ini sudah mulai terjadi di sejumlah negara di Eropa dan China yang mengalami krisis energi yang tak diduga sebelumnya. Namun, kondisi ini menguntungkan Indonesia karena sejumlah harga komoditas pun mengalami kenaikan.
“Saya kira daerah yang memiliki kelapa sawit atau yang memiliki batu bara senang semua, atau yang memiliki nikel atau yang memiliki tembaga semuanya senang, karena ekonomi di daerah penghasil komoditas itu pasti akan merangkak naik,” ujar Jokowi.
Kendati demikian, ia tak ingin daerah lainnya justru latah terhadap kondisi kenaikan harga komoditas tersebut sehingga mengikuti tren komoditas di daerah lainnya. Karena itu, ia menekankan agar tiap daerah fokus pada produk unggulannya saja sehingga bisa saling menopang dan melengkapi dalam value chain nasional.
“Kita inikan senengnya latah. Karet panen semua nanem karet. Sawit rame, semua nanem sawit. Sawit ambruk, semuanya juga ambruk. Karet harganya jatuh, semuanya juga ikut jatuh. Jangan seperti itu,” kata dia.