REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kinerja neraca dagang sepanjang Januari-September 2021 mencatatkan surplus 25,07 miliar dolar AS. Surplus tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Surplus dagang dalam periode yang sama tahun 2020 tercatat hanya 13,35 miliar dolar AS. Adapun pada 2019 dan 2018 masing-masing mengalami defisit 2,24 miliar dolar AS dan 3,82 miliar dolar AS. Sementara pada 2017 surplus dagang tercatat 10,86 miliar dolar AS dan tahun 2016 hanya sebesar 6,36 miliar dolar AS.
"Neraca dagang kumulatif tahun ini sangat tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Margo dalam konferensi pers, Jumat (15/10).
Total nilai ekspor Januari-September 2021 tercatat mencapai 164,2 miliar dolar AS atau naik 40,38 persen dari periode yang sama tahun 2020 sebesar 117 miliar dolar AS. Menurut sektornya, ekspor migas mengalami kenaikan 50,7 persen.
Adapun di sisi nonmigas, ekspor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 6,37 persen. Sementara itu, ekspor industri pengolahan naik 35,4 persen dan ekspor tambang dan lainnya tumbuh 76,29 persen.
"Ekspor nonmigas menyumbang 94,63 persen dari total ekspor Januari-September 2021," ujarnya.
Sementara impor nilainya yakni 139,2 miliar dolar dolar AS, naik 34,27 persen dari tahun lalu 103,6 miliar dolar AS. Berdasarkan penggunaan barang, impor barang konsumsi tumbuh 32,99 persen, impor bahan baku/penolong naik 37,97 persen, serta impor barang modal meningkat 18,42 persen.