Sabtu 09 Oct 2021 03:44 WIB

BPP Lampung dan ITERA Dorong Modernisasi Pertanian

Abdul Roni optimistis pelatihan presisi ini akan menjadi role model ke depan.

BPP Lampung dan ITERA kerja sama tingkatkan SDM dan modernisasi pertanian.
Foto: Istimewa
BPP Lampung dan ITERA kerja sama tingkatkan SDM dan modernisasi pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung  berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian dan kawalan teknologi pertanian. Kolaborasi itu tertuang melalui Perjanjian Kerja sama (PKS) yang ditandatangani kedua belah pihak.

Menurut  Kepala BPP Lampung Abdul Roni Angkat kerja sama yang dijalin dengan ITERA ini sesuai dengan arahan pimpinan Kementerian Pertanian untuk berkolaborasi dengan semua pihak dalam upaya melakukan peningkatan SDM petani dan terobosan modernisasi pertanian.

Baca Juga

“Dengan PKS ini, BPP Lampung dan ITERA dapat berkolaborasi dalam Pengembangan model-model Pertanian Modern yang implementatif dan menarik bagi generasi muda”, ujar Abdul Roni Angkat, dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (8/10).

Penandatangan PKS dilakukan Kepala BPP Lampung Abdul Roni Angkat dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Itera Acep Purqon di Aula Itera(6/10). Acara tersebut dilaksanakan bertepatan dengan Dies Natalis Itera yang ke-7.

Sebelum melakukan penandatanganan tersebut, telah didahului kerja sama antara kedua belah pihak telah dilakukan dalam pelatihan pertanian presisi yaitu berupa pengembangan Smart Greenhouse-Low Costdengan konsep high technologytapi dengan biaya murah dan mudah sehingga sangat cocok diaplikasikan di tingkat petani.

Dengan bantuan teknologi IoT (Internet of Things) berupa sensor intensitas cahaya, kelembaban tanah, suhu dan pH tanah sehingga petani dapat memonitor kondisi tanaman dan memahami status kesehatan tanaman secara real time sehingga meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman.

Keunggulan dari modul sensor ini adalah mudah direplikasi dan alatnya pun mudah didapatkan sehingga kalau nantinya terdapat kerusakan maka pengguna dalam hal ini petani mudah membelinya karena ada di market place.

Menurut Abdul Roni, pelatihan tersebut sangat mudah diadopsi. Teknologi yang ditawarkan juga sangat mudah, praktis dan ekonomis sehingga dapat menekan biaya untuk input produks sehingga dapat diaplikasikan di usaha budidaya. Abdul Roni optimis pelatihan presisi ini menjadi role model atau percontohan bagi lembaga pelatihan ke depan untuk melaksanakan pelatihan yang berbasis modernisasi teknologi pertanian.

Sebagaimana diketahui saat ini Kementerian Pertanian RI terus berupaya melakukan percepatan penumbuhan dan penguatan petani muda guna mewujudkan kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) mendukung visi besar Indonesia maju.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam berbagai kesempatanm, selalu memberi arahan kepada jajarannya agar menjadikan peningkatkan kualitas SDM pertanian dan upaya membuat sektor pertanian lebih menarik dan menguntungkan bagi generasi muda sebagai prioritas yang harus terus dikerjakan.  Sebagai langkah strategisnya, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), saat ini terus melakukan terobosan untuk melakukan transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern.

“Transformasi harus dilakukan karena pertanian tradisional menghasilkan produktivitas yang rendah. Sedangkan pertanian modern dicirikan atau menghasilkan produktivitas yang tinggi,” ujar Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi barubaru ini di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement