REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatatkan realisasi penggunaan metode pembayaran quick response code Indonesia standard (QRIS) sebanyak 7,85 juta merchant pada kuartal II 2021. Adapun realisasi ini meningkat dibandingkan kuartal I 2021 sebanyak 6,69 juta merchant.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan sejak pertama kali diperkenalkan pada kuartal I 2020 realisasi penggunaan metode QRIS hanya 3,08 juta merchant.
“Kemudian naik menjadi 6,69 juta merchant pada triwulan I 2021, lalu menjadi 7,85 juta merchant pada triwulan II 2021,” ujarnya saat webinar bersama Akurat.co dengan tema 'UMKM Go Digital: Akselerasi Pertumbuhan dengan Melek Pembayaran Digital melalui QRIS dan Akses Permodalan' Kamis (30/9) malam.
Filianingsih mengungkapkan pondasi digitalisasi Indonesia sudah cukup kuat untuk membantu pelaku UMKM mendapatkan akses permodalan. Bahkan UMKM mampu bertahan melewati pandemi Covid-19.
“Kita lihat pondasi digital Indonesia seperti penetrasi internet dengan digitalisasi sebenarnya menjadi modal penting memperluas inklusivitas keuangan bagi UMKM,” ucapnya.
Menurutnya metode penggunaan QRIS dapat menjadi solusi bagi UMKM agar mampu menuju ekosistem keuangan formal. Hal ini bisa memulai akses pembayaran untuk meningkatkan kualitas UMKM agar mempermudah akses permodalan.
“QRIS yang mempermudah akuisisi data maka UMKM maka dengan mudah dapat profiling oleh Bank Indonesia, sehingga data transaksi pembayaran dapat digunakan sebagai credit scoring yang mendorong keyakinan bank/non bank untuk menyalurkan kredit,” ucapnya.
Adapun penggunaan metode pembayaran QRIS juga sudah dirasakan berbagai kota di Indonesia. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Doddi Sartono menambahkan perkembangan penggunaan QRIS (QR Code Indonesia Standard) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang cukup menggembirakan.
“Capaian merchant QRIS di KPw BI Malang sebesar 103 persen atau 250.041 dari target sebanyak 238 ribu,” ucapnya.
Menurutnya regulator berupaya mengenalkan, mengedukasi, merekrut supaya mempunyai kesempatan yang sama memiliki QRIS. Selain itu, Doddi mengakui porsi terbesar sebaran penggunaan QRIS merchant KPwBI Malang di sekitar kota dan kabupaten Malang sebesar 72,23 persen.
“Hal ini karena letak wilayah dan iklim bisnisnya sehingga bisa menyerap QRIS sebagai sarana pembayaran. Jadi ke depan kita juga akan ke daerah-daerah lain Bantul, Probolinggo agar akseptasi QRIS masyarakat semakin meningkat,” ucapnya.
Dari sisi pelaku UMKM, Managing Partner PT Indogen Capital Chandra Firmanto mengatakan pelaku UMKM harus mampu menargetkan segmentasi pasar, utamakan hal-hal sederhana yang dapat memberikan value sesuai dengan pasar.
“Selama ini pelaku UMKM masalahnya tidak dapat menentukan target pasar dengan benar, penentuan target pasar sangat penting untuk memulai bisnis dan mendapatkan transaksi penjualan yang bagus,” ucapnya.