REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pagi hari ini, Jumat (24/9), meski sempat sempat dibuka koreksi tipis ke level 6.142,28. Pergerakan IHSG turut ditopang LQ45 yang menguat 0,31 persen.
Pada awal perdagangan, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp454 miliar. Sejumlah saham diburu oleh asing antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar Rp 449 miliar, PT Bukalapak.com Tbk sebesar Rp 39,7 miliar, hingga PT Telkom Indonesia Tbk sebesar Rp 14,8 miliar.
IHSG diperkirakan akan bergerak positif pada perdagangan hari ini sejalan dengan indeks saham di Asia. "Indeks saham di Asia dibuka naik mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street yang semalam menguat lebih dari satu persen," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (24/9).
Menurut riset, investor menyambut baik hasil dari pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed), karena telah memberikan kejelasan mengenai optimisme the Fed terhadap pemulihan ekonomi AS. Investor juga mendapat petunjuk mengenai jadwal penarikan paket stimulus moneter serta kenaikan suku bunga acuan.
Akibatnya, investor mulai meninggalkan surat utang pemerintah dan kembali memburu aset berisiko tinggi seperti saham. Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik 10 bps menjadi 1,41 persen, tertinggi sejak Juli.
Dari sisi makroekonomi, menurut riset, investor untuk saat ini mengabaikan kenaikan secara tak terduga pada data pasar tenaga kerja AS. Jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran naik menjadi 351.000 jiwa untuk pekan yang berakhir 18 September.
Selanjutnya, jumlah orang yang telah mencairkan tunjangan pengangguran selama paling tidak dua pekan beruntun (Continuing Claims) untuk pekan yang berakhir 11 September mencapai 2,84 juta, naik dari 2,71 juta pada pekan sebelumnya dan lebih tinggi dari ekspektasi 2,60 juta.
Investor sedang mempersipakan diri untuk menyambut periode dimana bank sentral akan segara memperketat kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga acuan. Norwegia menjadi negara maju pertama yang menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 0,25 persen dan meramalkan lebih dari empat kali kenaikan suku bunga hingga akhir 2022.
Pasar telah mempertimbangkan kemungkinan besar kenaikan suku bunga pada Februari 2022 oleh bank sentral Inggris, Bank of England (BOE). Pasar juga telah mempertimbanhkan 100 persen kemungkinan kenaikan 25 bps suku bunga oleh bank sentral Selandia Baru (RBNZ) pada pertemuan mereka pada 6 Oktober yang akan datang.