REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden General Motors Co mengatakan bahwa pasokan global semikonduktor akan kembali stabil. Meskipun demikian, pasokan akan kembali pada tingkat yang lebih rendah daripada yang diinginkan industri otomotif ketika mereka mencoba untuk membangun kembali persediaan kendaraan.
"Kita akan melihat stabilisasi sampai batas tertentu sebelum kita melihat mendapatkan volume yang benar-benar kita butuhkan," kata Mark Reussdikutip dari Reuters, Rabu (22/9).
Kekurangan semikonduktor global telah menyebabkan GM dan pembuat mobil secara global menghentikan produksi di pabrik-pabrik mereka, dengan beberapa eksekutif memperingatkan masalah ini dapat berlanjut hingga 2023.
Chief Financial Officer GM, Paul Jacobson mengatakan pekan lalu bahwa GM mengharapkan "tahun yang lebih stabil" pada 2022 untuk pemasok chip. Akan tetapi perusahaan telah memperingatkan bahwa pengiriman grosir kuartal ketiga bisa turun hingga ke angka 200.000 unit karena masalah ini.
Ke depan, Reuss mengatakan bahwa masalah penting bagi industri otomotif adalah mendaur ulang bahan yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV), seperti mineral. "Ada banyak bahan dalam sel baterai yang bisa digunakan kembali, dan Kami menghabiskan waktu untuk itu," katanya.
GM pada bulan Juli mengatakan bahwa mereka sedang berinvestasi dalam proyek lithium AS yang bisa menjadi proyek terbesar di negara itu pada tahun 2024, sehingga dapat menjadikan produsen itu sebagai produsen mobil nomor satu AS. Tidak hanya sampai di situ, Reuss juga mengatakan bahwa GM juga melihat peluang besar di Australia, tanpa mengungkapkan rinciannya.