REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus memperluas digitalisasi layanan penyeberangan dengan menambah kanal pembayaran secara non-tunai (cashless) dengan metode payment link melalui opsi pembayaran layanan virtual account dan dompet elektronik.
"Hal ini dilakukan untuk meningkatkan customer experience dan perluasan metode pembayaran tiket ferry sebagai bentuk komitmen ASDP menuju layanan berkelas dunia dengan terus menghadirkan pelayanan bermutu prima kepada pengguna jasa," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (17/9).
Shelvy mengatakan, pihaknya optimistis dapat mengimplementasikan target digitalisasi layanan penyeberangan secara menyeluruh di lintasan ASDP, salah satunya dengan perluasan metode pembayaran non-tunai. Ia menyampaikan, penerapan metode pembayaran non-tunai ini sangat bermanfaat bagi pengguna jasa.
Pertama, memberikan rasa aman dan nyaman dengan adanya standar pengisian data diri yang lengkap terhadap jaminan asuransi dan kelengkapan manifest penyeberangan. Kedua, transaksi pembayaran mudah, praktis, terhindar dari uang palsu serta mendukung protokol kesehatan karena meminimalisir kontak dengan petugas loket.
Ketiga, proses transaksi di tollgate lebih ringkas dan cepat serta pengguna jasa dapat lebih nyaman, teratur dan tertib, tidak perlu lagi antri di pelabuhan. Sejak Agustus lalu, pembayaran melalui payment link baik virtual account dan dompet elektronik mulai diterapkan di Pelabuhan Ajibata dan Ambarita (go show dan reservasi WA), Telaga Punggur, Tanjung Uban, Penajam, Ujung, Kamal, Ketapang, Lembar, Padang Bai, Kayangan, Pototano, Bolok, Rote, Larantuka, Aimere, Waingapu (lintasan Waingapu-Kupang), Kalabahi, Patimban, Panjang, Dwikora (Pontianak), dan Trisakti (Banjarmasin).
Untuk di Pelabuhan Patimban, Panjang, Dwikora, dan Trisakti berlaku reservasi tiket via hotline. Kemudian, pengguna jasa dapat memilih opsi pembayaran payment link melalui virtual account dari Bank BRI, BNI, Mandiri, BCA, CIMB Niaga, Maybank, Permata, Danamon, dan Maspion dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Pengguna jasa menginformasikan bank pilihan kepada petugas loket.
2. Pengguna jasa menerima kode bayar (virtual account) yang diberikan oleh petugas loket.
3. Pengguna jasa melakukan pembayaran yang dapat dilakukan melalui mobile banking, internet banking, dan ATM.
Selain itu, pengguna jasa juga dapat memilih opsi pembayaran menggunakan Dompet Elektronik dari Ovo, ShopeePay, LinkAja, dan Dana dengan langkah-langkah berikut:
1. Pengguna jasa melakukan pengisian saldo dompet digital dan memastikan saldo cukup untuk digunakan.
2. Pengguna jasa menerima QR code pembayaran dari petugas.
3. Pengguna jasa melakukan scan QR Code untuk mendapatkan link pembayaran dan melakukan pembayaran di aplikasi dompet digital.
"Kini, naik ferry akan semakin mudah dan nyaman. Pengguna jasa pastikan membawa identitas diri, mengisi manifest saat membeli tiket, dan siapkan kartu uang elektronik dengan saldo cukup saat akan membayar di pelabuhan. Pengguna jasa yang ingin melakukan transaksi pembayaran dengan Virtual Account, ShopeePay, dan Linkaja akan dikenakan biaya admin dengan kisaran mulai Rp1.650 sampai Rp2.750," tutur Shelvy.
Penerapan metode non-tunai di penyeberangan ini sejalan dengan upaya percepatan transformasi digital di tengah pandemi Covid-19 yang juga telah mengubah cara bertransaksi masyarakat, dari sebelumnya melalui physical space menjadi menjadi digital space (online).
Penerapan pembayaran dompet elektronik ini juga mengacu dengan aturan Kementerian Perhubungan PM No. 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan Secara Elektronik, yang akan diterapkan bertahap di seluruh lintasan dan pelabuhan yang dikelola oleh ASDP.