REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) melihat peluang tersendiri terhadap rencana integrasi Pelindo. EVP Sekretariat Perusahaan Pelindo II Ali Mulyono mengatakan, khususnya dalam peluang memaksimalkan tol laut.
Ali menjelaskan, hal tersebut akan terjadi karena dengan adanya integrasi Pelindo akan memudahkan koordinasi. Khususnya dalam hal pembangunan infrastruktur pelabuhan untuk bisa mengakomodasi kapal-kapal berukuran besar yang biasanya digunakan dalam operasional tol laut.
Hal tersebut menurutnya sejalan dengan tujuan disatukannya Pelindo I-IV. "Tujuan integrasi Pelindo juga adalah meningkatkan konektivitas pelabuhan," kata Ali.
Ali menjelaskan, salah satu dari lima pilar Indonesia Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim. Hal tersebut dilakukan dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
Ali menuturkan, penggabungan Pelindo diharapkan turut mempercepat implementasi pengembangan infrastruktur. Begitu juga dengan konektivitas maritim khususnya program tol laut yang dicanangkan Jokowi.
Dia menambahkan, salah satu tujuan program tol laut adalah menyediakan layanan pelayaran kargo berjadwal. Khususnya dengan kapal berukuran 3 ribu hingga 3.500 twenty foot equivalent units (TEUs) melalui pelabuhan pelabuhan utama dari barat hingga ke timur Indonesia.
Cakupan titik-titik pelabuhan utamanya yakni Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Sorong, dan Pelabuhan Ambon. "Untuk mengakomodasi kapal-kapal besar, maka kedalaman kolam pelabuhan butuh hingga minus 12 meter," ujar Ali.