Ahad 12 Sep 2021 06:54 WIB

Rekayasa Sinar Matahari Dongkrak Panen Petani Buah Naga

Program Electrifying Agriculture PLN membantu efesiensi kinerja pertanian

Rep: Intan Pratiwi / Red: Nashih Nashrullah
Program Electrifying Agriculture PLN membantu efesiensi kinerja pertanian. Ilustrasi petani buah naga
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Program Electrifying Agriculture PLN membantu efesiensi kinerja pertanian. Ilustrasi petani buah naga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT PLN (Persero) terus berkomitmen meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Tanah Air melalui program Electrifying Agriculture. 

Dengan memanfaatkan listrik sebagai rekayasa sinar matahari di malam hari, petani buah naga di Lhokseumawe, Aceh berhasil meningkatkan hasil panen hingga 2,5 kali lipat menjadi 500 kilogram (Kg). 

Baca Juga

Untuk mendukung para petani, PLN memberikan bantuan melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Dengan bantuan ini, para petani bisa melakukan perubahan daya dari 900 VA menjadi 4.400 VA untuk mencukupi kebutuhan listrik pertaniannya. 

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh, Abdul Mukhlis berharap bantuan ini bisa meningkatkan kesejahteraan para petani, terutama di kala pandemi Covid-19 yang belum mereda. 

“Ini merupakan program bantuan untuk petani buah naga Bang Tani Jaya dan juga merupakan pemanfaatan teknologi Electrifying Agriculture untuk meningkatkan produktivitas pertanian khusus buah naga,” ujar Abdul. 

Para petani mengapresiasi PLN. Wujud bantuan itu dinilai sangat tepat, sebab dampak penerapan Electrifying Agriculture langsung terasa.  

“Saya berterima kasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan yang mana sangat bermanfaat sekali bagi kami sebagai petani buah naga,” kata M Yani (40), salah satu petani buah naga yang mendapatkan bantuan program ini.   

Petani di Desa Padang Sakti, Kecamatan Muara Dua ini menyebut bahwa metode penyinaran lampu LED listrik di lahan miliknya berfungsi baik. 

Dengan luasan lahan 1.200 meter persegi, petani buah naga dapat meningkatkan produksi panen hingga 500 Kg tanpa harus menunggu musim panen buah naga. Sebelumnya tanpa penyinaran listrik PLN, petani hanya memperoleh 200 Kg sekali panen. 

Yani menjelaskan buah naga merupakan buah yang tumbuh di daerah tropis. Sehingga dukungan penyinaran lampu di malam hari sangat berguna untuk menjaga suhu di sekitar kebun tetap terjaga. Selain itu, dengan penyinaran juga dapat menghindarkan buah naga dari serangan serangga maupun hama buah lainnya. 

Yani menyebut bahwa nantinya kebun buah naga yang memakai program Electrifying Agriculture ini akan dikembangkan untuk mendukung perekonomian petani dan warga sekitar. 

“Kebun buah naga ini nantinya juga sebagai tempat edukasi para petani buah naga yang ada di kota Lhokseumawe, maupun tempat agrowisata kebun naga,” katanya. 

Selain di Lhokseumawe, PLN juga menyerahkan bantuan dua unit Rumah Tanam (Green House) untuk tanaman Tomat Cherry serta Food Dehydrator kepada pengelola @KEBUNMint di Desa Neusu, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. 

Sementara di Kota Langsa, PLN menyalurkan pompa air bagi kelompok tani di Desa Buket Meutuah, Kecamatan Langsa Timur yang kesulitan dengan irigasi karena topografi sumber air tersebut rendah.    

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement