REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendukung penuh rencana pembangunan pabrik soda ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3) milik PT Petrokimia Gresik. Pabrik ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.
Dukungan tersebut diberikan dengan kunjungan langsung Bahlil ke PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Jumat (10/9). Bahlil dan jajaran disambut Direktur Utama Dwi Satriyo Annurogo dan Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto. "Kami menjalankan perintah Presiden untuk segera membantu baik BUMN maupun swasta nasional yang ingin melakukan pembangunan industri untuk produk substitusi impor," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/9).
Bahlil mengapresiasi kerja sama yang baik antara Kementerian Investasi dengan PT Petrokimia Gresik beserta Kementerian terkait lainnya dalam mengakomodasi proses perizinan dan memfasilitasi percepatan proyek investasi ini. Kementerian Investasi akan terus mengawal proses pembangunan proyek soda ash yang nilai investasinya mencapai Rp 4,5 triliun. Pabrik ini ditargetkan selesai pembangunannya dalam tiga tahun mendatang.
Bahlil mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengoptimalkan seluruh potensi hasil bahan baku industri hulunya agar dapat dimanfaatkan dan mendapatkan nilai tambah. Dengan demikian, BUMN yang mendapat profit akan meningkatkan pendapatan negara dan hasilnya dapat dinikmati oleh rakyat dalam bentuk pembangunan.
"Kita akan dorong, bantu penuh, baik dari sisi insentif maupun perizinan. Jika memiliki masalah, silakan datang ke Kementerian Investasi untuk dibantu fasilitasi," tegasnya.
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan soda ash merupakan komoditi yang jumlah permintaannya mencapai satu juta ton per tahun yang saat ini sepenuhnya masih diimpor. Proyek soda ash ini akan memenuhi kebutuhan pasar Indonesia dan menjadi produk substitusi impor. "Kami berterima kasih atas dukungan penuh dan bantuan dari Menteri Investasi untuk dapat terlaksananya pembangunan pabrik soda ash di lahan PT Petrokimia Gresik ini," ujar Dwi.
Proyek soda ash merupakan respons atas kebutuhan industri yang semakin meningkat dan akan tumbuh hingga empat persen per tahun. Hal ini juga didorong pertumbuhan industri lain seperti industri kaca dan keramik, sabun, dan deterjen. Produksi soda ash dari pabrik PT Petrokimia Gresik direncanakan sebesar 300 ribu ton per tahun mensubstitusi impor nasional akan kebutuhan soda ash hingga mencapai senilai 75 juta dolar AS per tahun.
Ditambah lagi, bahan bakunya telah dihasilkan pabrik yang telah dimiliki oleh PT Petrokimia Gresik yang juga telah mempunyai infrastruktur yang memadai. Pabrik ini ditargetkan beroperasi pada akhir 2024.