REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olah raga (Kemenpora) menyepakati kemitraan guna memajukan industri olah raga nasional yang mandiri, profesional, dan berdaya saing internasional. Kesepakatan itu tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali di Menara Kadin Indonesia, Rabu (8/9) lalu.
Arsjad mengatakan, industri olah raga di Indonesia belum tergarap secara maksimal karena olah raga belum menjadi industri. Di sisi lain, situasi tersebut membawa tantangan dan peluang tersendiri demi mengembangkan lebih jauh.
Ke depan, kata dia, industri olah raga dengan segala potensinya diharapkan bisa ikut berperan dalam menopang perekonomian nasional. "Kerja sama ini menjadi bagian dari visi kami untuk memulihkan perekonomian. Potensi industri olah raga bisa menciptakan lapangan kerja. Dalam olah raga tidak hanya produk barang tetapi juga mencakup industri jasanya, harus kita garap secara maksimal," ujarnya melalui siaran pers, Kamis (9/9).
Intinya, lanjut dia, bagaimana bisa membangun industri olah raga, selain juga mendorong supaya produk industrinya tersertifikasi dan berstandar internasional melalui lobi-lobi federasi olah raga internasional melalui pemanfaatan jaringan bisnis Kadin. Arsjad mengatakan, Kadin bersama pihak terkait akan terus berdiskusi dan mencari strategi agar industri olah raga nasional bisa berkembang di Tanah Air dan diakui secara internasional.
"Kami akan melakukan pemetaan terhadap perusahaan-perusahaan olah raga yang ada, lalu bagaimana mengaitkan ini dengan kebutuhan internasional. Kami juga akan bertemu dengan teman-teman di cabor (cabang olah raga) karena tantangan masing-masing industri cabornya akan berbeda," tuturnya.
Menpora Zainudi Amali mengungkapkan, dalam lingkup industri olahraga saat ini tercatat 250 perusahaan yang masuk dalam database kemenpora. Hanya saja dari jumlah tersebut baru satu produk industri yang sudah tersertifikasi dan berstandar internasional.
"Memang tidak mudah untuk bisa menembus federasi international. ini tantangan sekaligus peluang bagi kita untuk membina. Paling tidak kita harapkan nanti ada 10 yang sudah tersertifikasi," ungkapnya.
Selain produk barang, lanjut Zainudi, peluang di sektor jasa masih cukup terbuka karena selama ini penyelenggaraan event olah raga besar masih menggunakan jasa luar negeri.