REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas kembali tergelincir ke terendah dua minggu pada akhir perdagangan Rabu (8/9), terpuruk di bawah level psikologis 1.800 dolar untuk hari kedua berturut-turut. Pelemahan harga emas terjadi karena penguatan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi melebihi dukungan terhadap emas dari kekhawatiran mendalam tentang pertumbuhan ekonomi global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terpangkas lagi 5 dolar AS atau 0,28 persen, menjadi ditutup pada 1.793,50 dolar AS per ons.
"Ini membuat frustrasi pasar emas bahwa meskipun ada beberapa penghindaran risiko yang lebih tajam di pasar pekan ini, pasar emas tetap dilanda aksi jual," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Kekhawatiran tentang perlambatan yang didorong oleh varian Delta dalam pertumbuhan ekonomi telah mengguncang ekuitas minggu ini. Akan tetapi aliran ke emas telah dibatasi oleh imbal hasil obligasi yang lebih kuat dan kenaikan dolar yang telah membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kenaikan emas dibatasi pada tahun 2021, meskipun suku bunga rendah dan inflasi tinggi bukan pertanda baik untuk prospeknya dan kami memperkirakan harga emas rata-rata 1.750 dolar AS pada tahun 2022 karena aliran investasi turun lebih jauh," kata Societe Generale dalam sebuah catatan.
Presiden Fed Bank New York John Williams pada Rabu (8/9) mengatakan bahwa mungkin tepat bagi Federal Reserve untuk mulai mengurangi laju pembelian asetnya akhir tahun ini jika ekonomi AS terus membaik. Investor juga mengamati pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis waktu setempat untuk petunjuk apakah mungkin akan memutar kembali dukungan ekonomi.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik di lingkungan suku bunga rendah, sementara beberapa investor juga memandang logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 31,7 sen atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada 24,056 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 19,8 dolar AS atau 1,99 persen menjadi ditutup pada 976,1 dolar AS per ons.