REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) tengah mengejar penyelesaian pembangunan Proyek Joint Operation (JO) Engineering, Procurement and Construction (EPC) Pembangunan Open Access RU VII Kasim milik PT Pertamina (Persero) dengan nilai kontrak Rp 684 miliar. Open Access tersebut berlokadi di Pertamina Refinery Unit VII Kasim, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
"Perusahaan optimis pengerjaan proyek yang dimulai sejak 22 Januari 2021 dapat selesai tepat mutu dan waktu sesuai dengan spesifikasi dan target yang direncanakan yakni pada akhir 2022," kata Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (3/9).
Ferry menjelaskan, di dalam proyek tersebut, cakupan pekerjaan porsi Hutama Karya meliputi seluruh fase EPC. Khususnya pada empat buah tangki berkapasitas masing-masing 110 Mega Barel (MB), dermaga/jetty berkapasitas 50.000 Dead Weight Ton (DWT), beserta fasilitas pendukungnya dan perpipaan.
Dia mengungkapkan, dalam pembangunannya terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. "Tantangan utama yang kita hadapi adalah terpencilnya lokasi proyek yang menyulitkan pendatangan material, alat, dan 500 tenaga kerja," ungkap Ferry.
Meskipun begity, Ferry mengatakan saat ini Hutama Karya sudah menggunakan dermaga terdekat dari lokasi pekerjaan. Dengan begitu, pendatangan material dan alat menjadi lebih mudah.
Dia menjelaskan, pengerjaan pembangunan open access tidak hanya sekadar untuk berfokus pada pembangunan internal saja. "Hutama Karya juga telah membantu warga di sekitar dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)," kata Ferry.