REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menjamin ketersediaan pasokan beras dalam kondisi aman. Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan, hingga Jumat (27/8) pekan lalu, stok beras tersimpan sebanyak 1,16 juta ton.
"Stok ini terdiri atas cadangan beras pemerintah 1,14 juta ton dan beras komersial sekitar 14 ribu ton," kata Buwas, sapaan akrabnya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR, Senin (30/8).
Buwas mengatakan, volume pasokan beras yang masih tersimpan itu mencukupi untuk kebutuhan kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar maupun tanggap darurat bencana.
Adapun total realisasi pengadaan beras oleh Bulog hingga akhir pekan lalu telah mencapai 908 ribu ton atau sekitar 63 persen dari target tahun ini. Sementara itu, penyaluran/penjualan beras telah mencapai 305 ribu ton. Terdiri dari 245 ribu ton dalam program KPSH, 4.000 ton untuk tanggap darurat bencana serta 55 ribu ton untuk golongan anggaran.
Lebih lanjut, untuk stok komoditas lain, Buwas memaparkan, pasokan daging kerbau beku sebanyak 686 ton, telur ayam ras 61 ton, minyak goreng 1.325 kiloliter, gula pasir 10.256 ton serta tepung terigu 246 ton.
Buwas mengatakan, hingga akhir tahun ini, persediaan beras Bulog diperkirakan masih sebanyak 1 juta ton. Dengan kata lain, tidak dibutuhkan impor beras untuk kebutuhan dalam negeri. "Memperhatikan kondisi panen raya dalam negeri dan mencegah anjloknya harga, Bulog tetap mengoptimalisasikan penyerapan gabah dan beras petani," kata dia.