REPUBLIKA.CO.ID, KUBU RAYA -- Desa Nipah Panjang, Kecamatan Batu Ampar di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat punya potensi tanaman kopi yang bernilai ekonomi. Tak mudah mencapai desa ini, karena harus melalui sungai untuk dapat mencapainya.
Kepedulian PT PLN (Persero) mendukung perekonomian masyarakat Desa Nipah Panjang, tak sebatas urusan listrik. Baru-baru ini, dengan perjalanan yang menantang, PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) lewat program PLN Peduli menyalurkan bantuan alat pengolah kopi ke desa tersebut.
Tujuannya agar UMKM kopi di desa itu dapat lebih produktif dan memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi.
“Mesin penyangrai kopi ini merupakan hasil kerja sama antara PLN UIP KLB dengan Laboratorium Sistem Manufaktur, Jurusan Teknik Industri, Universitas Tanjungpura. Hal ini merupakan salah satu tindak lanjut atas MoU antara PLN dan UNTAN pada Juni lalu tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat,” ujar General Manager PLN UIP KLB, Didik Mardiyanto.
Didik menyebut tak mudah membawa mesin dengan bobot ratusan kilogram lewat jalur sungai. Peralatan produksi kopi bubuk ini diantar langsung oleh PLN dari Pontianak ke lokasi penerima. Beruntung, warga desa sangat antusias dan turut membantu pengangkutan mesin hingga mencapai lokasi rumah produksi Kopi Desa.
“Kami ingin usaha masyarakat dapat terus tumbuh dan berkembang terlebih saat masa pandemi seperti sekarang ini. PLN terus berupaya untuk memberikan manfaaat bagi masyarakat sekitar dan juga untuk terus menghasilkan listrik yang andal dan berkualitas untuk masyarakat,” ujarnya
Munawarah (57), pelaku usaha Kopi Desa Nipah Panjang mengisahkan selama 7 tahun terakhir ini ia dan para ibu-ibu lainnya belum pernah menerima bantuan. Apalagi peralatan mesin pengolahan kopi.
Selama ini, menurut Munawarah, mereka menggunakan kayu bakar saat menyangrai biji kopi. Asap dan panas api selama proses produksi disebut terlalu tinggi sehingga kadang menyulitkan produksi dalam skala lebih besar. Akhirnya sering kali mereka sulit memenuhi permintaan konsumen.
“Alhamdulillah sekarang produksi kami bisa meningkat karena waktu memasak biji kopi yang lebih cepat. Selain itu dengan mesin ini ibu-ibu bisa lebih santai dan tidak kepanasan,” ujar Munawarah seraya tertawa.
Kelompok usaha Kopi di Desa Nipah Panjang sendiri terdiri dari 10 orang ibu dan selama ini mengolah biji kopi lokal jenis liberica yang dicampur dengan beras lokal yang berasal dari Dusun Sungai Pandan. Satu orang pria yang bertugas untuk melakukan pemasaran turut membantu.
Munawarah pun mengapresiasi PLN dan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. “Mudah-mudahan PLN semakin maju kedepannya dan juga lebih bermanfaat untuk kita di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Tak hanya mendukung dengan memberikan bantuan peralatan, rencananya PLN akan turut mendukung sertifikasi halal produk Kopi ini untuk meningkatkan nilai ekonomisnya.
“Semoga proses sertifikasi halal ini berjalan lancar, sehingga para produsen dapat memasarkan produknya lebih luas lagi,” ujar Faruq.