Jumat 27 Aug 2021 07:37 WIB

Wall Street Ditutup Melemah, Dipicu The Fed dan Afghanistan

Potensi perubahan kebijakan The Fed mendorong aksi jual yang lebih luas.

 Pejalan kaki melewati Bursa Efek New York, Rabu, 27 Januari 2021, di New York. Wall Street ditutuup melemah pada Kamis (26/8) waktu setempat, mengakhiri rentetan penutupan tertinggi sepanjang masa di tengah kekhawatiran atas perkembangan di Afghanistan.
Foto: AP/John Minchillo
Pejalan kaki melewati Bursa Efek New York, Rabu, 27 Januari 2021, di New York. Wall Street ditutuup melemah pada Kamis (26/8) waktu setempat, mengakhiri rentetan penutupan tertinggi sepanjang masa di tengah kekhawatiran atas perkembangan di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wall Street ditutuup melemah pada Kamis (26/8) waktu setempat, mengakhiri rentetan penutupan tertinggi sepanjang masa di tengah kekhawatiran atas perkembangan di Afghanistan. Kekhawatiran potensi perubahan kebijakan Federal Reserve AS (The Fed) mendorong aksi jual yang lebih luas.

Ketiga indeks saham utama AS pada akhir sesi perdagangan sedikit lebih rendah, di mana indeks S&P dan Nasdaq. Aksi jual menguat setelah komentar hawkish dari Presiden Fed Dallas Robert Kaplan dan ledakan di luar bandara Kabul di Afghanistan membantu memperkuat sentimen risk-off (menghindari risiko).

Kaplan, yang saat ini bukan anggota pemungutan suara Komite Pasar Terbuka Federal, mengatakan dia yakin kemajuan pemulihan ekonomi menjamin pengurangan pembelian aset Fed mulai Oktober yang berlanjut pada bulan berikutnya. "(Pernyataan Kaplan) menyebabkan sedikit kekhawatiran terkait batas waktu, tetapi menurut saya pasar ekuitas berfokus pada masalah geopolitik," kata Megan Horneman, direktur strategi portofolio di Verdence Capital Advisors di HuntValley, Maryland. 

Ekonomi tumbuh sedikit lebih cepat dari yang dilaporkan pada kuartal kedua, menurut Departemen Perdagangan. Tetapi klaim pengangguran, meskipun masih dalam tren menurun, tetapi naik lebih tinggi dibanding minggu lalu.

"Kami akan melihat banyak pelaku pasar menganalisis setiap kata yang digunakan (Powell), tetapi pada akhirnya, mereka akan mulai meruncing," kata Horneman.

Baca juga : Harga Minyak Jatuh Setelah Kenaikan 3 Hari

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 191,2 poin atau 0,54 persen, menjadi 35.214,3. S&P 500 kehilangan 26,27 poin, atau 0,58 persen, menjadi 4.469,92 dan Nasdaq Composite turun 96,88 poin atau 0,64 persen, menjadi 14.944,98.

Pengecer diskon Dollar General Corp dan Dollar Tree Inc jatuh setelah memperingatkan biaya transportasi yang lebih tinggi akan merugikan keuntungan mereka. Coty Inc melonjak setelah perusahaan kosmetik itu mengatakan pihaknya memperkirakan akan membukukan pertumbuhan penjualan setahun penuh untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.

Salesforce.com Inc menaikkan perkiraan pendapatannya karena peralihan ke model kerja hibrida diperkirakan akan memicu permintaan yang kuat, mengirim sahamnya lebih tinggi. NetApp Inc melonjak karena pialang menaikkan target harga mereka setelah prospek pendapatan 2022 perusahaan komputasi awan yang lebih baik dari perkiraan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement