Kamis 26 Aug 2021 10:31 WIB

GoTo Ingin Manfaat Kontag Dirasakan Lebih Banyak UMKM

Sinergi sangat diperlukan untuk membantu UMKM.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Logo GoTo. GoTo Financial meluncurkan Komunitas Retail GoTo Financial (Kontag).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Logo GoTo. GoTo Financial meluncurkan Komunitas Retail GoTo Financial (Kontag).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Entitas teknologi yang menyediakan layanan keuangan dan solusi bisnis Grup GoTo yakni GoTo Financial meluncurkan Komunitas Retail GoTo Financial (Kontag) untuk pengembangan kompetensi UMKM nonkuliner.

Head of Merchant Platform Business GoTo Financial Novi Tandjung mengatakan, melalui pengalaman dalam membantu jutaan UMKM melalui Komunitas Partner GoFood (Kompag) telah memperlihatkan pentingnya kehadiran komunitas dan pelatihan untuk membantu mereka mengembangkan usahanya. Hal tersebut salah satunya ditunjukkan oleh 80 persen peserta komunitas yang merasa materi yang diberikan bermanfaat untuk menjalankan bisnis mereka terutama di masa pandemi.

Baca Juga

"Maka melalui Kontag, kami ingin semakin memperluas manfaat ini dengan merangkul berbagai lini pelaku usaha yang tidak hanya terbatas pada sektor kuliner," ujar Novi dalam pernyataan tertulis, Rabu (25/8).

GoTo merupakan grup teknologi terbesar di Indonesia yang menggabungkan layanan on-demand, e-commerce, serta layanan keuangan, dan pembayaran melalui Gojek, Tokopedia, serta HoTo Financial. Untuk bisnis dari berbagai skala, mulai dari UMKM, perusahaan rintisan, hingga korporasi, GoTo Financial menawarkan solusi bisnis lengkap melalui Midtrans, Moka, dan GoBiz Plus hingga GoBiz dan Selly yang dapat meningkatkan efisiensi usaha online.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mendukung GoTo Financial dalam memberdayakan UMKM dan menyukseskan program pemerintah. Oke mengatakan, pandemi membuat UMKM menjadi pihak yang terpukul paling telak. 

Oke menjelaskan, berdasarkan data pemerintah, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM. Hal tersebut mulai dari penurunan daya beli masyarakat, hambatan distribusi, hingga hambatan pada produksi akibat adanya pembatasan mobilitas yang diberlakukan pemerintah.  

"Untuk mendorong kemajuan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi, kolaborasi dan sinergi antar pihak sangat mutlak diperlukan terutama dalam mewujudkan pemulihan ekonomi Indonesia," kata Oke. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement