Kamis 05 Aug 2021 23:12 WIB

Kementerian BUMN: Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi mementum penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nashih Nashrullah
Pertumbuhan ekonomi mementum penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi ekonomi
Foto: ANTARA FOTO / Irwansyah Putra
Pertumbuhan ekonomi mementum penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang tumbuh 7,07 persen secara tahunan dan 3,31 persen secara kuartalan sebagai sebuah momentum dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). 

"Ini pertanda sangat positif, tentu ini menunjukan kita telah memasuki fase pemulihan ekonomi," ujar Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat konferensi pers bertajuk "Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi" pada Kamis (5/8). 

Baca Juga

Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan himpunan bank negara (Himbara) memiliki peran penting dalam menjaga perekonomian tetap bergerak dan terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi.  

Tiko mengatakan Himbara telah menjalankan program restrukturisasi kredit sejak tahun lalu. Tiko melihat loan at risk di Himbara mengalami penurunan sejak awal 2021. Pun dengan restrukturisasi yang berangsur turun setelah sempat meningkat tajam sejak Maret tahun lalu hingga Juni 2021. 

"Kita meyakini kemampuan dari sektor riil untuk menghadapi tantangan pandemi ini semakin lama semakin baik. Kita lihat pertumbuhan kredit telah memasuki fase positif, khususnya di Himbara, mulai segmen mikro yang jadi segmen paling cepat pulih, seperti BRI pertumbuhan 17 persen," ucap Tiko. 

Selain BRI, lanjut Tiko, Bank Mandiri juga mengalami pertumbuhan positif yang ditopang dari sektor korporasi. Tiko menilai segmen mikro yang menjadi leading dalam pemulihan dengan kredit usaha rakyat (KUR) hingga Bansos produktif telah memberikan sentimen positif. 

Menurut Tiko,  pemulihan dari sektor riil, permintaan kredit menunjukan akvitas usaha masyarakat perlahan mengalami pemulihan.  

Tiko menjelaskan konsumsi dan ekspor menjadi komponen utama yang mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021. Tiko menyebut peningkatan ekspor didorong harga komoditas yaitu CPO dan batubara yang telah menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di beberapa pulau.  

Kementerian BUMN, sambung Tiko, terus mendorong Himbara secara aktif mendekati sektor usaha dari berbagai segmen, mulai dari segmen mikro, menengah, hingga korporasi untuk memulai kembali perencanaan pertumbuhan bisnis ke depan. 

"Kita melihat permintaan kredit ini menunjukkan para pelaku sektor riil, terlepas dari pembatasan yang ada, mulai merencanakan meningkatkan produktivitas di masa datang dan telah mulai lebih baik mengelola restrukturisasi dan pembayarannya," ungkap Tiko. 

Menurut Tiko, pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi bukti bahwa investor lokal dan internasional masih percaya dengan pemerintah Indonesia. Tiko menyampaikan BUMN tetap menjalankan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) seperti Jalan Tol Trans Sumatera, LRT, hingga kereta cepat Jakarta-Bandung. Tiko berharap pengerjaan PSN dapat rampung sesuai jadwal yang telah direncanakan.  

"Harapannya ini menjadi momentum dan katalis tahun depan untuk meningkatkan volume perekonomian semakin baik," harap Tiko. 

Tiko juga berpesan kepada Himbara untuk tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk membangun pencadangan yang memadai. Meski laba Himbara meningkat, Tiko menilai komponen pencadangan harus ditingkatkan. Tiko juga berharap pelaku pasar di sektor rill, pasar modal, dan pasar uang ikut meningkatkan optimismenya. 

"Yang menarik sentimen pasar modal yang pulih terlebih dahulu, dilihat dari index saham dan IPO seperti Bukalapak yang oversubscribe. Ini menunjukkan pasar modal sudah melihat ini sebagai angin segar, semoga bisa merambat ke sektor lain dari pasar uang sampai sektor rill," ucap Tiko.

Tiko tak menampik sektor rill sangat terdampak kebijakan pembatasan aktivitas yang ditetapkan pemerintah. Tiko mengajak para pelaku sektor riil untuk berjuang keluar dari tantangan tersebut dan memastikan peusahaan bisa sehat setelah pandemi covid-19. "Mari menjaga momentum pemulihan dan bekerja keras untuk optimisme sektor rill," kata Tiko menambahkan.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement