REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembalinya pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level positif pada kuartal II 2020 dinilai dapat menjadi momentum Indonesia untuk mulai keluar dari jurang resesi akibat tekanan selama pandemi.
Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Ajib Hamdani, mengatakan, tercapainya pertumbuhan ekonomi RI sebesar 7,07 persen patut disyukuri karena telah mengalami kontraksi sejak kuartal II tahun lalu."Makna yang lebih mendasar daripada sekadar angka adalah ini menjadi momen Indonesia keluar dari resesi," kata Ajib secara tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (5/8).
Ia mengatakan, kenaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua ini relatif sudah diprediksikan karena ada beberapa indikator yang mendukung ke arah perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi.
Seperti misalnya dalam indikator Purchase Manager's Index (PMI) yang sangat ekspansif selama periode April-Juni 2021. PMI Bulan April menunjukkan angka 54,6. Kemudian ekspansi ke angka 55,3 pada Mei namun sedikit turun di periode Bulan Juni menjadi sebesar 53,5.
"Selama 3 bulan penuh PMI menunjukkan indikasi yang konsisten ekspansif. Sektor permintaan dan sektor supply menggeliat positif," ujarnya.
Indikator selanjutnya yakni bebasnya mobilitas orang karena efek kebijakan pelonggaran setelah setahun lebih pandemi. Momen pembatasan mobilitas orang, sempat terjadi pada moment idul fitri. Tetapi, kondisi tersebut tertolong dengan mengalirnya likuiditas di masyarakat, karena momentum mengalirnya THR.
Penambahan likuiditas di masyarakat diperkirakan mencapai lebih dari 150 triliun pada momen tersebut. Sehingga tetap terjadi daya ungkit ekonomi yang relatif signifikan.
Di sisi lain, melesatnya Harga Batu bara Acuan (HBA) secara konsisten di periode kuartal kedua ini. Pada Bulan April 2021, HBA di kisaran 86,68 dolar AS per ton, naik sekitar 2,6 persen. Bulan Mei 2021, HBA meningkat menjadi 89,74 dolar AS per ton, atau setara dengan peningkatan 3,53 persen.
Periode Juni 2021, terjadi lonjakan yang begitu luar biasa dengan meningkat menjadi 100,33 dolar AS per ton. Periode bulan ini terjadi lonjakan sebesar 11,8 persen. Peningkatan nilai komoditas batubara ini memberikan multiplier effect yang cukup positif dalam ekonomi nasional.