REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI), menyatakan pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci kemajuan sebuah negara.
"Keuangan negara adalah cerminan dari keseluruhan potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk mendapatkan penerimaan yang berasal dari sumber daya alam, budaya, dan nilai tambah ekonomi masyarakat," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Senin (2/8).
Dihadapan lebih kurang delapan ribu mahasiswa baru UI jenjang D3 (vokasi), D4, dan S1 dari program reguler, paralel, dan kelas internasional, Sri Mulyani hadir secara daring menyampaikan paparan terkait tema besar acara Kamaba UI yakni "Satu Karena Beda".
Sri Mulyani menyampaikan tentang potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan bagaimana potensi tersebut dapat dioptimalkan untuk menghadirkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat. Adapun seluruh potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia dikumpulkan menjadi keuangan negara melalui berbagai bentuk, seperti pajak, hasil tambang, dan royalti.
Pajak merupakan uang masyarakat yang dikumpulkan oleh negara dan akan dipergunakan untuk membiayai kebijakan pembangunan negara di berbagai bidang untuk mendorong kesejahteraan masyarakat, seperti pembangunan SDM. "Pembangunan sumber daya manusia merupakan kunci kemajuan dari sebuah negara," kata Sri Mulyani.
Menurutnya kemajuan tersebut tergambar dari berbagai aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan tata krama. "Keuangan negara tersebut berasal dari masyarakat melalui pajak, dan akan kembali kepada masyarakat melalui kebijakan yang mendorong kemajuan bangsa. Kemajuan itu diukur dalam berbagai hal, seperti kemajuan cara berpikir, dan itu harus dilihat tidak hanya dari proses pendidikan, tetapi bagaimana kita menciptakan lingkungan sosial dan bernegara yang hangat, masyarakat dapat ikut berpikir kritis dan peduli terhadap negaranya," ungkapnya.
Dikatakannya, kemajuan juga dapat dilihat dari segi kesehatan dengan generasi mudanya tidak kekurangan gizi.
Di samping kedua hal tersebut, kemajuan tentu juga dilihat dari segi kemiskinan yaitu apakah masih ada bagian dari Indonesia yang mengalami kemiskinan dan bagaimana cara menanggulanginya. "Namun, yang paling penting dari semua itu adalah kemajuan pada peradaban masyarakatnya berupa sikap, karakter, dan tingkah lakunya," kata Sri Mulyani.
Dengan demikian, permasalahan pada aspek-aspek tersebut menjadi pekerjaan bersama yang harus dipikirkan pada penyusunan strategi negara dalam menggunakan uang rakyat. Hal ini dikarenakan permasalahan pada aspek-aspek tersebut merupakan penghambat kemajuan Indonesia.