REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yakin Pelabuhan Anggrek, Provinsi Gorontalo potensial. Saat ini, pelabuhan tersebut resmi akan dikembangkan oleh perusahaan konsorsium PT Anggrek Gorontalo International Terminal.
"Satu bulan lalu kami datang ke sana, Insyaallah Pelabuhan Anggrek potensial," kata Budi dalam cara penandatanganan perjanjian KPBU Pelabuhan Anggrek yang disiarkan secara daring, Jumat (30/7).
Budi memastikan sudah mengkoordinasikan dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV (Persero). Dia meminta Pelindo IV untuk memindahkan kapal di Pelabuhan Gorontalo ke Pelabuhan Anggrek.
"Saya minta segera melakukan upaya konkret maupun pembangunan untuk Pelabuhan Anggrek," tutur Budi.
Budi yakin dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek akan membuat Gorontalo lebih maju. Khususnya dengan kemudahan konektivitas laut dan infrastruktur yang akan berdampak positif kepada pertumbuhan daerah Gorontalo.
"Dengan posisi di utara Indonesia, Gorontalo memiliki potensi dengan investor yang memiliki konektivitas dengan Jepang, Korea, Cina, dan Hongkong," ungkap Budi.
Direktur Utama PT Anggrek Gorontalo International Terminal Hiramsyah S Thaib memastikan akan memaksimalkan pengembangan di Pelabuhan Anggrek. Hiramsyah menuturkan sudah ada visi besar untuk mengembangkan Pelabuhan Anggrek.
"Kami bukan hanya ingin membangun pelabuhannya tapi kami akan membangun hinterland nya," kata Hiramsyah dalam kesempatan yang sama.
Hiramsyah menuturkan jika hanya membangun pelabuhannya saja maka hasilnya tidak akan semaksimal. Hiramsyah menilai akan lebih maksimal hasilnya jika membangun hinterland.
"Bobot terbesar pembangunan hinterland nya. Ini sudah mendapatkan dukungan dari lintas kementerian dan lembaga," ujar Hiramsyah.
Hiramsyah menambahkan, masa kerja 30 tahun bukan merupakan masa kerja yang singkat. Hiramsyah mengatakan akan banyak tantangan yang tidak ringan dan perlu dihadapi.
"Pelabuhan Anggrek bukan berada di lokasi seseksi Pulau Jawa. Kami yakin dukungan dari semua pihak bisa terlaksana," tutur Hiramsyah.
Sebelumnya, Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Subagiyo mengatakan ruang lingkup penyelenggaraan proyek KPBU tersebut meliput penyediaan dermaga untuk peti kemas. Dia menuturkan, nantinya dermaga peti kemas di Pelabuhan Anggrek dapat mengakomodir kapal bertambat sebesar 30.000 DWT dan general cargo untuk dapat mengakomodir kapal sebesar 10.000 DWT.
Selain itu, kerja sama tersebut juga meliputi kegiatan bongkar muat barang, peti kemas, curah. "Termasuk penyediaan dan pelayanan jasa terkait kepelabuhanan lainnya sesuai dengan penyelenggaraan proyek KPBU," ungkap Subagiyo.
Subagiyo menambahkan, nilai investasi proyek KPBU Pelabuhan Anggrek Gorontalo mencapai Rp 1,4 triliun dan biaya operasional sebesar Rp 5,2 triliun. Dia menegaskan, KPBU tersebut akan dilakukan selama 30 tahun dengan besaran pendapatan konsesi 2,5 persen pertahun dari pendapatan kotor yang dapat dinaikkan secara progresif serta pembagian kelebihan keuntungan sebesar 50 persen yang disetorkan oleh badan usaha.