Selasa 27 Jul 2021 08:42 WIB

Pertamina Turunkan Penggunaan BBM dan LPG Sampai 22 Persen

Pertamina menjanjikan pertumbuhan EBT akan agresif.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
PT Pertamina (Persero). PT Pertamina (Persero) berupaya untuk menurunkan penggunaan BBM dan LPG yang tidak ramah lingkungan.
Foto: istimewa
PT Pertamina (Persero). PT Pertamina (Persero) berupaya untuk menurunkan penggunaan BBM dan LPG yang tidak ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berupaya menurunkan penggunaan BBM dan LPG yang tidak ramah lingkungan. Upaya ini harapannya bisa meningkatkan porsi energi bersih dalam bauran energi.

SVP Bidang NRE Pertamina Aris Mulya Azof menjelaskan, Pertamina mengambil peran penting dalam mendukung upaya pemerintah mendongkrak penggunaan energi bersih. Di satu sisi, upaya transisi energi ini dilakukan Pertamina untuk mengurangi emisi karbon.

Baca Juga

Pertamina didorong untuk berkontribusi pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Pertamina sudah mengantisipasi perubahan tren energi saat ini. Sebagai perusahaan yang berbisnis pada energi fosil, Pertamina mengejar target transisi energi ini.

"Untuk itu memang kami punya rencana portofolio energi dengan yang kami sesuaikan dengan strategi nasional. Saat ini energi yang dipasok masih fosil, tapi pertumbuhan EBT akan agresif," ujar Aris dalam sebuah diskusi virtual, Senin (26/7).

Selain mengurangi porsi BBM dan LPG yang tidak ramah lingkungan dari 86 persen jadi 64 persen seperti saat ini, pada 2024 mendatang, Pertamina juga akan meningkatkan porsi penggunaan gas bumi di semua lini. "Kami juga meningkatkan porsi gas dari 13 persen naik 19 persen. EBT dari satu persen naik jadi 17 persen," ungkap Aris.

Dari sisi panas bumi, Aris menjelaskan, Pertamina punya peran penting dalam meningkatkan pemanfaatan panas bumi. Pada 2026 mendatang, Pertamina menargetkan kapasitas terpasang dari pembangkit panas bumi bisa sebesar 1.128 MW.

Apalagi, Pertamina punya pengalaman cukup lama di panas bumi dengan wilayah kerja yang juga terbilang banyak. Pengembangan panas bumi pada 2020 ini 672 MW menjadi 1.128 MW pada 2026.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement