REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memastikan di tengah turbulensi ekonomi dan ancaman krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19, pemerintah akan terus mengawal dan menjaga ketersediaan pangan nasional. Hal itu sebagai upaya untuk menjaga agar ketahanan pangan Indonesia tetap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Hal yang tidak boleh salah dan terganggu sama sekali adalah menyediakan dan mengawal ketersediaan pangan bagi 270 juta masyarakat Indonesia,” kata Syahrul saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional, secara Virtual, Rabu (21/7).
Syahrul mengatakan, hal tersebut sesuai dengan pencapaian Prioritas Nasional I yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan. Dalam hal ini, terdapat Program Prioritas III, tentang peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan serta Program Prioritas VI tentang peningkatan nilai tambah lapangan kerja dan investasi di sektor riil serta industrialisasi.
Syahrul mengatakan, untuk mendukung prioritas tersebut, Kementerian Pertanian telah merumuskan lima program pembangunan pertanian, yaitu program ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, program pendidikan dan pelatihan vokasi, serta program dukungan manajemen.
“Saya minta kepada seluruh dirjen, kepala badan serta kepala daerah tetap fokus dalam menjalankan program-program pertanian untuk memperkuat sektor pertanian dan pemulihan ekonomi ditengah kondisi pandemi saat ini,” ujarnya
Lebih lanjut, Syahrul, menuturkan dalam mengimplementasikan berbagai program dan kegiatan priroritas itu, Kementerian Pertanian juga telah membuat Langkah strategi pendekatan melalui lima cara bertindak (CB) yang meliputi peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern serta gerakan tiga kali ekspor.
Syahrul juga menegaskan kepada seluruh jajaranya agar tidak ada program yang hanya berbentuk proyek saja tetapi harus dapat terus berkelanjutan dan memiliki hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Kedepan saya berharap kemajuan pertanian ditentukan oleh hadirnya teknologi, mekanisasi dan peningkatan SDM pertanian, sehingga dua aspek ini nantinya dapat menaikan kelas pertanian, yaitu menjadi penyangga ekonomi nasional," kata dia.