REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir kembali mengingatkan kepada beragam kalangan masyarakat akan pentingnya vaksinasi Covid-19 untuk mengurangi tingkat fatalitas jika terkena pandemi yang sangat cepat menular dan mematikan tersebut.
"Walaupun memang ketika kita sudah divaksin kalau terkena maka fatalitasnya tidak fatal sekali. Kebanyakan dari data-data yang ada, individu yang belum divaksin jika terkena Covid-19 maka akan fatal," ujar Erick Thohir dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu (17/7).
Menteri BUMN itu juga menambahkan bahwa masih belum ada ketetapan pasti mengenai formula yang paling tepat dalam menghadapi Covid-19."Kemarin dalam pertemuan G20 banyak negara-negara men-challenge bahwa tidak ada global roadmap dalam menghadapi Covid-19 ini. Semua negara bekerja sendiri-sendiri untuk menangani Covid-19. Negara-negara kecil yang sangat sulit," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohirtelah menginstruksikan PT Bio Farma (Persero) untuk meningkatkan produksi vaksin Covid-19 hingga dua kali lipat biasanya. Dalam upaya memacu ketersediaan dosis vaksin siap pakai untuk mempercepat program vaksinasi nasional, Erick mendukung upaya Biofarma meningkatkan produksi vaksin per hari di tengah PPKM Darurat.
Dengan produksi dosis vaksin Covid-19 yang rata-rata setiap bulannya mencapai 12 juta dosis dan saat ini mencapai lebih 20 juta dosis per bulan, Biofarma didorong untuk menaikkan produksi hingga dua kali lipat. Menteri BUMN ingin memastikan kelancaran proses akhir vaksin-vaksin Covid-19, baik berupa bahan baku dan vaksin jadi, yang telah didatangkan dari sejumlah negara.
Hingga 1 Juli lalu, Indonesia sudah 19 kali kedatangan vaksin, baik yang didatangkan langsung dari negara produsen atau melalui jalur multilateral COVAX Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI).