REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan pagi hari ini, Rabu (7/7). IHSG sempat melemah setelah dibuka naik ke level 6.062,77. Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan melemah pada hari ini.
Menurut Phillip Sekuritas, pergerakan pasar saham mendapat pengaruh dari sentimen eksternal. Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun merosot menjadi 1,38 persen dari 1,44 persen pada Jumat pekan lalu.
Penurunan ini terjadi setelah data memperlihatkan pertumbuhan sektor jasa yang mulai melambat.
Data ISM Non-Manufacturing Index turun tajam ke level 60,1 di bulan Juni dari level 64,0 pada Mei yang juga merupakan level tertinggi dalam sejarah. Indeks yang mengukur permintaan belum terpenuhi (backlog orders) naik ke 65,8 dari level 61,1 di bulan Mei.
Dengan masih banyaknya hambatan pada pasokan, pelaku usaha masih harus mengeluarkan biaya lebih tinggi, terlihat dari Indeks Harga sektor Jasa hanya turun tipis ke level 79,5 dari 80,6 di bulan Mei yang juga adalah level tertinggi sejak September 2005.
Di pasar valuta asing, nilai tukar dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia menjelang rilis notulen rapat kebijakan the Fed bulan Juni lalu. Data ekonomi di Eropa yang mengecewakan turut memperkuat nilai tukar dolar AS terhadap Euro.