Senin 05 Jul 2021 23:36 WIB

Turun Langsung Sidak Obat, Erick: Amanah Sebagai Pemimpin

Menteri BUMN Erick Thohir mengecam tingginya harga obat di lapangan

Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan pengecekan ketersediaan obat ivermectin di Apotek Kimia Farma di Jakarta, Senin (5/7). Dalam kunjungan tersebut Erick Thohir memerintahkan Indofarma untuk meningkatkan produksi ivermectin menjadi 13,8 juta tablet perbulan hingga Agustus 2021, dari semula 4,5 juta tablet serta menetapkan ivermectin Rp 7.885 per butir, termasuk PPN, sebagai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sesuai dengan ketentuan Kemenkes. Beberapa waktu terakhir harga ivermectin sempat mengalami lonjakan drastis hingga ratusan ribu rupiah. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan pengecekan ketersediaan obat ivermectin di Apotek Kimia Farma di Jakarta, Senin (5/7). Dalam kunjungan tersebut Erick Thohir memerintahkan Indofarma untuk meningkatkan produksi ivermectin menjadi 13,8 juta tablet perbulan hingga Agustus 2021, dari semula 4,5 juta tablet serta menetapkan ivermectin Rp 7.885 per butir, termasuk PPN, sebagai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sesuai dengan ketentuan Kemenkes. Beberapa waktu terakhir harga ivermectin sempat mengalami lonjakan drastis hingga ratusan ribu rupiah. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menggelar pemeriksaan mendadak ke beberapa apotek Kimia Farma di Jakarta. Sidak dilakukan untuk memastikan tersedianya obat-obatan terapi pencegahan dan perawatan covid 19 termasuk Ivermectin. Selain itu pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui harga obat yang dijual sesuai dengan peraturan yang ada.

Dalam sidak tersebut Erick menyambangi apotek Kimia Farma di Kebayoran Lama, Tebet dan Matraman. Hasilnya, erick berjanji menindak tegas bagi oknum yang menyalahgunakan wewenang di lapangan. Ia juga mengecam tinggi harga-harga obat penanganan Covid-19.

"Saya sedih dan marah kenapa pada saat masyarakat sedang membutuhkan dan ini sudah sering terjadi," ujarnya, Senin (5/7).

Dia menegaskan, saat ini banyak masyarakat yang sedang membutuhkan pengobatan dan perawatan. Ia pun menyebut Kementerian BUMN punya jaringan dan wajib mengintervensi harga-harga ini harus sesuai dengan yang sudah diterapkan dan rumah sakit swasta.

"Kita bantu proses obat Paviravir dan obat Ivermectin dan saya yakinkan kalau ada permainan di pasar, kita intervensi lagi. Agar rakyat dapat proses obat murah dan kita ingin negara hadir agar rakyat mendapatkan akses obat murah dan kepastian obat ini dengan harga yang baik," bebernya.

Mengingat saat ini tengah dalam situasi PPKM darurat, Erick Thohir melakukan sidak ke lapangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Erick menegaskan hal ini merupakan tanggung jawabnya sebagai menteri agar kebutuhan akan obat-obatan bagi masyarakat yang membutuhkan di saat pandemi tersalurkan dengan baik.

"Kita sebagai pemimpin apalagi diberikan amanah, pak presiden saja turun ke bawah, ya kita sebagai pembantu-pembantu presiden ya harus turun ke bawah tapi tentu dengan protokol kesehatan dan kita harus pastikan itu. Ini tentu risiko jabatan, apalagi dengan kondisi yang tidak pasti ini akses obat kepada publik terjadi dan saya yakinkan kita hadir di sini bukan karena apa-apa, karena ingin melayani dan kita akan memastikan tadi keberpihakan itu terus berkelanjutan," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement