Senin 05 Jul 2021 07:31 WIB

Kenaikan Pagu Kredit BRI Dorong Kebangkitan UMKM

BRI tawarkan skema KUR tanpa jaminan yang bisa disalurkan ke pelaku usaha ultra mikro

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Sejumlah karyawan melintas menggunakan masker di depan Gedung BRI 2, Sudirman, Jakarta, Kamis (23/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah karyawan melintas menggunakan masker di depan Gedung BRI 2, Sudirman, Jakarta, Kamis (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sedang mendorong peningkatan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Salah satu bank yang pagu kreditnya fokus pada UMKM adalah PT Bank BRI (persero) Tbk.

Menurut Ketua Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Akumindo) Ikhsan Ingratubun, kenaikan pagu kredit UMKM di bank BRI sangat penting untuk mendorong sektor UMKM yang saat ini sedang berusaha bangkit. "Ini kan pada posisi UMKM mau bangkit dari penderitaannya akibat pandemi selama 1,5 tahun terakhir. Tidak heran BRI meningkatkan pagu, karena kebutuhan saat ini luar biasa," ujar Ikhsan kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Ikhsan mengungkapkan, saat ini baru sekitar 30-50 persen pelaku UMKM yang mulai bangkit. Kebanyakan dari mereka sedang berjuang dalam mencari permodalan dan transformasi digital dalam situasi pandemi.

Transformasi ke digital menjadi salah satu solusi bagi pelaku UMKM. Berdasarkan data Akumindo, terdapat sekitar 13 juta pelaku UMKM yang sudah go digital, dengan 5 juta di antaranya bertambah selama pandemi. Menurut Ikhsan, pendampingan yang telah diberikan oleh Pemerintah dan perbankan perlu lebih ditingkatkan. "Perbankan memberikan kredit tanpa agunan akan lebih baik untuk pelaku usaha," ujar Ikhsan.

Bank BRI telah menyalurkan kredit UMKM dengan porsi terbesar, yakni 80,6 persen pada kuartal I 2021. Namun, bank menargetkan untuk mencapai penyaluran kredit sebesar 85 persen hingga akhir tahun ini. Untuk menggenjot portofolio tersebut, BRI fokus dengan penyaluran kredit seperti melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan juga Kredit Modal Kerja (KMK) yang dijamin oleh lembaga penjaminan kredit.

Kredit segmen mikro menjadi penopang pertumbuhan kredit BRI di tengah kondisi ekonomi yang menantang akibat pandemi Covid-19. Kredit mikro BRI tercatat tumbuh 12,43 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 360,03 triliun pada Kuartal I 2021. Pada tahun ini, BRI menawarkan skema KUR tanpa jaminan yang bisa disalurkan ke pelaku usaha ultra mikro yang diperkirakan sebanyak 57 juta.

photo
BRI Micro & SME Index (BMSI) meningkat menjadi 93,0 dari kuartal sebelumnya di angka 81,5. Selain itu, pelaku UMKM juga makin optimis terhadap prospek usahanya yang ditunjukkan oleh indeks ekspektasi BMSI yang naik signifikan ke 128,0 dari 105,4 di kuartal sebelumnya. - (BRI)

Sementara itu, Kepala UKM Pusat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Zakir Machmud mengatakan bahwa seiring dengan penambahan kredit UMKM, bank juga harus menawarkan bantuan lainnya agar usaha mereka berkembang. Salah satu caranya yakni menggenjot upaya pendampingan kepada UMKM, serta memberikan akses pasar kepada pelaku usaha. 

Gerakan-gerakan yang mendorong pasar produk UMKM perlu terus digaungkan. "Seperti gerakan-gerakan bangga buatan Indonesia, beli kreatif lokal, beli produk temen atau tetangga, itu gerakan-gerakan yang mendorong produk UMKM. Karena sekarang mereka lagi pengen jualan dan pengen ada yang beli,"  ujar Zakir.

Ia mengapresiasi berbagai sosialisasi mengenai e-commerce dan pemasaran digital yang telah dilakukan oleh perbankan dan berharap hal ini akan terus ditingkatkan. "Sosialisasi go digital, misalnya seperti QRIS, perlu dilakukan saat ini. Untuk skala mikro tidak mudah go digital, nah pelan-pelan harus diberi tahu. Dari bank, festival UMKM sudah ada, tapi perlu diperbanyak karena UMKM-nya banyak,"  jelas Zakir.

Selain itu, ia menilai perlunya kemitraan di antara pelaku usaha. Misalnya kemitraan antara usaha kecil dan mikro, sehingga bisa bangkit bersama-sama.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement