Sabtu 03 Jul 2021 02:11 WIB

LPEI Bantu UMKM Tembus Pasar Global

Pelaku UMKM diberikan pelatihan yang komprehensif dan berjenjang selama satu tahun.

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank
Foto: http://www.indonesiaeximbank.go.id/
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendorong pelaku UMKM agar bisa menembus pasar global. Upaya itu salah satunya dilakukan melalui kegiatan Coaching Program for New Exporters (CPNE). 

Direktur Pelaksana II LPEI Maqin U.Nurhadi mengatakan, program pelatihan bagi pelaku usaha yang memiliki potensi ekspor, digelar di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas nota kesepahaman yang telah ditandatangani LPEI dan Pemerintah Kabupaten Kendal pada Maret lalu. 

Maqin mengatakan, pelatihan tematik ekspor CPNE di Kendal merupakan wujud komitmen LPEI untuk mengedukasi pengusaha sektor UKM agar menembus pasar global.  “CPNE merupakan salah satu program unggulan LPEI dalam mendorong UMKM Indonesia untuk menembus pasar global melalui pelatihan yang komprehensif dan berjenjang selama satu tahun," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (2/7).

Menurutnya, para peserta CPNE akan mendapatkan berbagai wawasan dan pengetahuan, mulai dari pengetahuan dasar sampai ke tingkat lebih lanjut. Hal tersebut diharapkan dapat menciptakan pelaku UMKM berorientasi ekspor yang berdaya saing serta menghasilkan produk-produk bernilai ekspor.

Bupati Kendal Dico M Ganinduto menambahkan, kolaborasi Pemerintah Kabupaten Kendal dan LPEI melalui pelatihan ekspor, merupakan langkah nyata untuk mendorong para pelaku UKM meningkatkan kualitas produknya. Menurut dia, ini juga sejalan dengan program pemerintah daerah untuk mengakselerasi sektor UKM, sehingga semakin berkontribusi terhadap ekonomi.

"UKM menjadi pendorong ekonomi Kendal. Kami sampaikan apresiasi kepada LPEI yang berkenan memberi pendampingan UKM di Kendal," ucapnya.

Menurut Dico, sektor UKM memiliki potensi besar, sehingga perlu menjadi perhatian bersama dan telah terbukti membuka lapangan pekerjaan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kendal. Saat ini, Pemkab Kendal juga telah bekerja sama dengan marketplace lokal, untuk mempermudah pelaku UKM mendigitalisasi produknya, serta akan menyiapkan mal pelayanan publik khusus ekspor.

"Ke depan kami akan buat agar UKM Kendal bisa bersaing memasuki pasar global, perizinan difasilitasi, sehingga meningkatkan perekonomian," kata Dico.

Tenaga Ahli 1 Free Trade Agreement (FTA) Semarang Pulung Widhi Hananto yang menjadi salah satu narasumber mengatakan, pelatihan tersebut penting untuk mengedukasi eksportir baru dalam memahami pasar ekspor dan semua komoditas memiliki potensi.

"Tidak ada komoditas yang tidak potensial karena semua hampir diminati di pasar. Contohnya, komoditas porang yang awalnya tak dilirik, kini diminati banyak negara dari Asia hingga Eropa," ujar Pulung saat memberikan pelatihan secara daring.

Merujuk data Badan Karantina Pertanian per semester I 2021, ekspor porang tercatat sebanyak 4,8 ribu ton. Realisasi tersebut meningkat 160 persen dibandingkan jumlah ekspor semester satu 2019 sebanyak 5,7 ribu ton.

Negara-negara yang menerima suplai ekspor porang, antara lain, Cina, Vietnam, hingga Jepang. Selain negara kawasan Asia, Eropa juga menjadi salah satu negara tujuan ekspor porang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement